
Perang Makin Panjang, Putin Disebut Mulai Bangkrut, Benarkah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menemui hambatan baru dalam perangnya di Ukraina. Pasalnya, anggaran perang Rusia disebut sudah dalam kondisi yang menipis.
Sebuah laporan oleh Institut Studi Perang (ISW) menunjukkan bahwa keuangan yang didedikasikan untuk mendukung 'tujuan maksimalis Putin di Ukraina' dapat memaksa Rusia untuk 'mencairkan' program domestik dan internasional lainnya demi peperangan Kremlin.
Total pengeluaran pertahanan sama dengan lebih dari 30% dari keseluruhan anggaran Rusia untuk tahun fiskal 2023 dan sekitar 8% dari PDB negara itu pada 2021.
"Putin dengan demikian terus menghabiskan anggarannya untuk perangnya di Ukraina dan mungkin perlu menghentikan kampanye internasional atau domestik lainnya dalam prosesnya," kata laporan ISW dikutip, Express, Rabu (14/12/2022).
"Pasukan Rusia telah memindahkan peralatan dan personel dari zona konflik lain seperti Suriah dan Nagorno-Karabakh dan mungkin menurunkan prioritas pertempuran dan keterlibatan kekuatan lunak lainnya demi mempertahankan perang yang berlarut-larut di Ukraina."
Laporan itu menyebutkan bahwa Putin tampaknya masih tidak mau mengorbankan inisiatif geopolitiknya dalam jangka pendek. Ia diduga berisiko menghadapi kesulitan keuangan di mana ia tidak akan dapat menyeimbangkan tujuan maksimalis di Ukraina dengan kampanye proyeksi kekuatan globalnya.
Alokasi ulang dana oleh Vladimir Putin juga disebut telah mengecewakan beberapa blogger militer terkenal pro-Rusia. Mereka mengklaim bahwa prioritasnya adalah gagal menyediakan personel Rusia di medan perang.
Pembaruan intelijen Kementerian Pertahanan juga sampai pada kesimpulan bahwa anggaran 2023 Vladimir Putin akan menguras pengeluaran untuk program lain dari perang.
"Anggaran yang disetujui oleh Putin kemungkinan besar terlalu optimis dalam mengharapkan pendapatan dan pengeluaran pada tahun 2023. Oleh karena itu, bagian lain dari anggaran Rusia kemungkinan akan mendapat tekanan yang meningkat untuk mendukung biaya perang."
Meskipun demikian, laporan tersebut tak secara seimbang menjabarkan keuntungan yang diperoleh Putin selama perang, terutama akibat kenaikan harga komoditas.
Perlu diketahui, Rusia menjadi salah satu pemasok minyak dan gas global yang mendapatkan keuntungan besar dari melambungnya harga.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri
