Internasional

Jenderal Inggris Akui Telah Kirim Pasukan ke Ukraina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 December 2022 14:20
A soldier from the British Army takes a photo of a piece of  wreckage from the car bomb that exploded outside Newtownhamilton Police Station, Northern Ireland, Friday, April, 23, 2010.   Irish Republican Army dissidents fired gunshots and detonated a car bomb outside a security base in a Northern Ireland border village, injuring three people, police said Friday. The attack outside the heavily fortified Newtownhamilton police station is the third in the British territory this year by splinter IRA groups. They oppose Northern Ireland's peace process and the Catholic-Protestant government it forged. (AP Photo/Peter Morrison)
Foto: Ilustrasi Tentara (AP Photo/Peter Morrison)

Jakarta, CNBC Indonesia - Marinir Kerajaan Inggris mengakui telah melakukan operasi berisiko tinggi di Ukraina pada April lalu. Operasi itu sendiri terjadi saat Ukraina sedang berperang melawan Rusia.

Letnan Jenderal Robert Magowan dalam jurnal resmi bahwa anggota 45 Komando Marinir Kerajaan meninggalkan Ukraina pada Januari setelah mengevakuasi kedutaan Inggris di Kyiv ke Polandia.

Namun, sekitar 300 anggota unit elit dikirim kembali ke negara itu pada bulan April untuk membangun kembali misi Inggris di Ukraina sebelum meluncurkan operasi rahasia lainnya.

"Operasi ini berlangsung di lingkungan yang sangat sensitif dan dengan tingkat risiko politik dan militer yang tinggi," kata Magowan menurut sebuah laporan oleh The Times, Selasa (13/12/2022).

Magowan tidak memerinci misi apa yang dilakukan pasukan komando. Yang jelas, pernyataannya menandai pertama kalinya Inggris mengakui pasukannya melakukan operasi khusus di Ukraina.

Adapun, Kementerian Pertahanan Inggris menolak untuk mengonfirmasi laporan tersebut.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan konflik di Ukraina sebagai konflik antara Moskow dengan seluruh mesin militer Barat. Ia juga memerinci pada September bahwa ada unit militer di Ukraina di bawah komando de facto penasihat Barat.

Kata-kata Putin ini pun ditolak oleh media Barat. Edward Arnold dari Royal United Services Institute mengatakan tak ada bukti pasukan darat aliansi militer yang juga diikuti Inggris, NATO, berpartisipasi langsung di Ukraina.

Namun, Inggris bukan satu-satunya negara NATO yang mengakui kehadiran pasukannya di Ukraina.

Seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada Oktober bahwa sejumlah pasukan AS sedang memeriksa pengiriman senjata Amerika di suatu tempat di Ukraina.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Update Rusia-Ukraina! "Bom" Inggris, Gerbang NATO-Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular