Dirjen Migas: Pertamina Jangan Kelola Lapangan Migas Kecil!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 14/12/2022 14:35 WIB
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan PT Pertamina (Persero) untuk tidak lagi mengejar pengelolaan lapangan minyak dan gas (migas) dengan skala kecil. Pertamina diminta untuk fokus pada pengembangan lapangan migas yang skala besar.

Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor migas, dalam hal ini PT Pertamina (Persero) tidak lagi mengurusi lapangan kecil. Hal tersebut menimbang lapangan kecil bisa dikelola oleh perusahaan lain.

"Dukungan regulasi bagaimana menguatkan Pertamina, Pertamina sebaiknya tidak mengurusi lapangan yang kecil-kecil, bisa dikerjakan oleh yang lain lah, Pertamina lapangan yang besar karena saat ini tersedia gitu," ujarnya pada Rapat Dengar Pendapat DPR RI Komisi VII dengan Dirjen Migas, Selasa (13/12/2022).


Selain itu, hal tersebut juga menimbang PT Pertamina (Persero) bisa mengembangkan iklim investasinya jika hanya mengelola lapangan besar. Tutuka menyebutkan iklim investasi yang bisa diperbaiki adalah untuk Kerja Sama Operasi (KSO).

"Jadi kami meminta pertamina untuk memperbaiki iklim investasinya untuk KSO, dulu memang TAC, sekarang KSO. KSO masih ada belasan di Pertamina dan itu kami perbaiki termnya supaya menarik bagi investor untuk mengambil alih KSO dan itu sudah jadi," ungkapnya.

Oleh karena itu, Tutuka berharap dengan dikelolanya lapangan besar oleh PT Pertamina (Persero) maka pengambilalihan KSO bisa dijalankan. "Sekarang mulai jalan, mudah-mudahan bisa cepat dijalankan dan Pertamina mulai fokus kepada yg besar-besar," tandasnya.

Seperti diketahui, PT Pertamina Hulu Energi, Subholding Upstream Pertamina, terus mengupayakan kegiatan eksplorasi demi mencukupi kebutuhan energi dalam negeri.

Apalagi, PT Pertamina (Persero) kini merupakan tulang punggung minyak dan gas bumi nasional. Pasalnya, 67% produksi minyak nasional dan 32% produksi gas nasional kini berasal dari perusahaan pelat merah ini.

Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengungkapkan bahwa demi mencapai pemenuhan energi di dalam negeri, PHE menggelontorkan tiga strategi kunci dalam menggenjot kegiatan eksplorasi migas di Indonesia.

Strategi tersebut adalah dengan mengelola aset Wilayah Kerja (WK) yang sudah ada, new venture atau wilayah kerja migas baru, dan partnership atau kemitraan.

Muharram menyebutkan, dalam melakukan strategi yang pertama yaitu mengolah WK migas yang sudah ada saat ini, PHE telah menemukan sebanyak tiga temuan dengan potensi hidrokarbon besar.

Temuan pertama adalah GGX di Pantai Utara Jawa. Kemudian temuan kedua, Wilela di Sumatera Selatan, dan terakhir Maputo di Kalimantan. Adapun ketiga temuan sumber daya hidrokarbon tersebut diperkirakan mencapai hampir 200 juta barel setara minyak (BOE).

"Saya kira cukup besar di offshore Jawa kita bisa bukukan validasi sumber daya kita di GGX itu sebesar 106,8 juta barrel oil equivalent (BOE), artinya ini masuk kategori very big, bukan lagi big fish," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Senin (12/12/2022).

Selain itu, pada dua temuan lainnya, Muharram menyebut, jumlah potensi hidrokarbon diperkirakan mencapai sekitar 43 juta BOE pada Maputo dan 47 juta BOE di Wilela.

Dengan begitu, Muharram mengungkapkan bahwa di tahun 2022 ini PHE telah menemukan tiga potensi besar berkat strategi mengolah WK yang ada saat ini.

"Dua di antaranya di kurang lebih 43 (juta BOE) di Maputo dan 47 (juta BOE) di Wilela. Tahun ini lumayan bagi kita mendapatkan tiga discovery yang masuk kategori big fish dengan strategi pertama," tuturnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Pertamina: Shifting Impor Minyak Jadi Cara Jitu Negosiasi Tarif Trump