Internasional

Heboh Skandal Seret Piala Dunia Qatar, Guncang Parlemen Eropa

sef & Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 13/12/2022 13:00 WIB
Foto: Parlemen Eropa (MEP) (Yves Herman, Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Eropa kini sedang guncang. Ini karena dugaan suap yang melibatkan tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar.

Tak main-main, skandal ini merujuk parlemen Uni Eropa (UE)/MEP. Kasus terbongkar saat anggota MEP asal Yunani, Eva Kaili, bersama beberapa terdakwa lainnya ditahan di Belgia, sejak akhir pekan.

Apa Kasusnya?


Penangkapan ini menyusul penggerebekan di Brussel, Jumat. Ini terkait uang tunai 600.000 euro, 150.000 euro serta beberapa ratus ribu euro lain di dalam sebuah koper di kamar hotel.

Harian Belgia, L'Echo, melaporkan bahwa "beberapa tas penuh uang kertas" juga telah ditemukan di rumah Kaili di Brussels. Kantor kejaksaan federal Belgia lalu mengatakan dibuka penyelidikan menyangkut dugaan "korupsi" dan "pencucian uang".

Ada pula negara Teluk yang tidak disebutkan namanya. Namun dikutip AFP, sumber hukum yang dekat dengan kasus mengonfirmasi itu adalah Qatar.

Lima orang lain yang ditangkap selain Kaili adalah warga negara Italia. Salah satunya, asisten parlemen dari kelompok sosialis dan demokrasi parlemen Eropa, Francesco Giorgi.

Ada juga mantas MEP Italia, Pier Antonio Panzeri. Bersama Panzeri, istri dan putrinya juga ditahan.

Perlu diketahui Panzeri merupakan kepala organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Brussels bernama Fight Impunity. Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Buruh Internasional Italia, Luca Visentini, juga termasuk di antara mereka yang dilaporkan ditangkap.

Mengapa Membawa Qatar?

Kaili sendiri merupakan mantan presenter televisi dan salah satu dari 14 wakil presiden Parlemen Eropa. Pada bulan November, sesaat sebelum Piala Dunia, dia bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Qatar Ali bin Samikh Al Marri.

Ia kerap melontarkan komentar baik tentang Qatar yang memang telah berusaha untuk memperbaiki citranya jelang Piala Dunia. Ini di tengah sejumlah kritikan miring Barat, apalagi kalau bukan perlindungan tenaga migran dan hak asasi manusia (HAM).

Pekerja migran berjumlah lebih dari 2,5 juta dari 2,9 juta penduduk Qatar. Sejumlah media asing sempat melaporkan perlakuan tidak manusiawi terhadap ribuan pekerja migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia.

Laporan CNN International menyebut bahwa seorang pekerja migran asal Nepal dengan nama samaran Kamal, belum mendapatkan bonus yang dijanjikan. Bahkan dijebloskan ke penjara untuk alasan yang tidak jelas.

The Guardian melaporkan tahun lalu bahwa 6.500 pekerja migran Asia Selatan telah meninggal di Qatar sejak negara itu dipastikan menjadi tuan rumah World Cup di 2010. Sebagian besar terlibat dalam pekerjaan bergaji rendah dan berbahaya, yang sering dilakukan dalam suhu yang sangat panas.

"Saya percaya Piala Dunia untuk orang Arab telah menjadi alat yang hebat untuk ... transformasi dan reformasi politik," kata Kaili dalam sebuah pernyataan video diposting di Twitter.

"Qatar adalah pelari terdepan dalam hak-hak buruh," tambahnya lagi dalam sebuah pidato di Parlemen Eropa.

Meski dikait-kaitkan, Qatar sendiri menegaskan tak mengetahui rincian penyidikan. Bahkan informasi soal Qatar disebut sangat salah.

"Setiap klaim pelanggaran oleh Negara Qatar sangat salah informasi," kata seorang pejabat.

"Negara itu beroperasi dengan kepatuhan penuh terhadap hukum dan peraturan internasional," tambahnya.

Asing Merusak Demokrasi Eropa?

Sementara itu, dalam update terbaru para pemimpin parlemen UE menuduh kekuatan asing tengah mencoba untuk merusak demokrasi Eropa. Presiden MEP, Roberta Metsola, berjanji kepada para anggota yang bertemu di Strasbourg, Senin, bahwa integritas badan tersebut akan dipulihkan.

"Jangan salah," kata Metsola.

"Parlemen Eropa, rekan-rekan terkasih, (kita) sedang diserang. Demokrasi Eropa sedang diserang dan masyarakat kita yang bebas dan demokratis sedang diserang," tambahnya.

Hal sama juga dikatakan anggota lain. Seraya menyebut pekerjaan mereka tak boleh ternoda.

"Kami tidak akan membiarkan pekerjaan kami dinodai, kami tidak akan membiarkan parlemen kami atau Eropa kami dinodai," tambah anggota parlemen lain Stephane Sejourne.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Qatar Investasi Rp 41 T, Bangun Rusun Terjangkau di RI