3 Negara Ini Penyumbang 'Durian Runtuh' untuk RI Lho!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
12 December 2022 16:55
Pekerja melakukan pendataan bongkar muat kontainer peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid - 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.. (CNBC Indonesia/ Muhammad Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil menteri keuangan Indonesia 2010-2014 Anny Ratnawati mengungkapkan bahwa ada tiga negara yang menjadi penyumbang surplus atau 'durian runtuh' cukup besar bagi Indonesia.

Tiga negara tersebut yaitu, India, Amerika Serikat dan China. Hal ini diungkapkan Anny dalam Dialog Pakar 2022 bertema 'Peran APBN dalam rangka Pemulihan Ekonomi dan Antisipasi Resesi'.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas Indonesia menurut negara (Oktober 2022), ada India, Amerika dan Tiongkok.

Ekspor kita Tiongkok itu surplusnya US$ 1,04 miliar, dengan AS US$ 1,3 dan India sekitar US$ 1,6 miliar.

"Jadi kita surplus terbesar dengan India, kedua kita surplus dengan Amerika dan ketiga kita surplus dengan Tiongkok," lanjutnya.

Adapun, surplus nonmigas dengan tiga negara ini disumbang oleh bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi baja.

Jika dirinci, penyumbang surplus terbesar dengan India adalah bahan bakar mineral sebesar US$ 865 juta, kemudian dengan AS adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta US$ 327,5 juta, serta bahan bakar mineral hingga US$ 1,59 miliar dengan China.

Dalam kesempatan ini, Anny menuturkan ekspor Indonesia berpotensi terganggu jika negara-negara seperti AS dan China mengalami krisis.

Tetapi, dia yakin pengaruhnya tidak akan besar karena ekspor Indonesia sangat unik.

"Terganggu iya, tetapi tidak akan besar karena ekspornya unik," ujar Anny.

"Kita ekspor kopi juga, kita ekspor coklat juga. Tetapi sumbangan besi baja, nikel, bauksit, batu bara, jadi sebenarnya pasarnya ada," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News: Neraca Dagang RI Surplus US$ 870 Juta di Februari 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular