Internasional

Kisah Bahtera Nabi Nuh & Putin yang Mau Kabur

sef, CNBC Indonesia
09 December 2022 14:00
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers setelah pertemuan trilateral dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan di Sochi, Rusia 31 Oktober 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bahtera Nabi Nuh kini dibawa-bawa. Ini terkait rencana kaburnya Presiden Rusia Vladimir Putin dari negara itu.

Mengutip Newsweek, Putin dilaporkan berencana melarikan diri jika negaranya makin menderita kekalahan dalam perang di Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh seorang mantan penulis pidato Kremlin, Abbas Gallyamov.

"Saya biasanya tidak menceritakan kembali cerita orang dalam, tetapi hari ini saya akan membuat pengecualian. Pertama, saya terlalu mempercayai sumbernya, dan kedua, informasinya sangat menarik," kata Gallyamov di saluran Telegramnya dikutip Jumat (9/12/2022).

"Proyek tersebut secara tidak resmi diberi nama 'Bahtera Nuh'," tambah pria yang diketahui tinggal di pengasingan di Israel sejak 2018 itu.

Menurutnya 'Bahtera Nuh' seperti cerita aslinya adalah upaya untuk menemukan tanah baru di mana Putin bisa pergi. Argentina dan Venezuela jadi pilihan utama sementara China juga dipertimbangkan.

"Rombongan pemimpin tidak mengecualikan bahwa dia akan kalah perang, kehilangan kekuasaan dan dia harus segera mengungsi ke suatu tempat," tambahnya lagi.

"Wakil presiden dan kepala staf perusahaan energi Rusia Rosneft, Yury Kurili, menjadi orang lapangan yang membuat semua pengaturan untuk potensi evakuasi ke Venezuela," ujarnya.

"Di musim panas, dia secara resmi mengundurkan diri dari (Rosneft) dan sekarang mengabdikan dirinya sepenuhnya pada 'Bahtera Nuh'. Ia memiliki kewarganegaraan Amerika dan koneksi yang baik. Dia lulus dari Universitas Hayward di California dan bekerja di struktur BP, termasuk di posisi tinggi direktur urusan perusahaan," jelasnya lagi.

Belum ada komentar resmi Rusia soal ini. Namun Kremlin sering menuding media Barat melakukan propaganda dan kampanye negatif terkait pemerintahannya.

Sementara itu, dalam pernyataan terbarunya dikutip AFP, Putin berjanji akan terus menggempur Ukraina terutama jaringan energi. Ia menyalahkan Ukraina karena menyerang balik Rusia.

"Ada banyak keributan tentang serangan kami terhadap infrastruktur energi negara tetangga. Ini tidak akan mengganggu misi tempur kami," kata Putin pada upacara penghargaan militer di Kremlin.

Putin menyebut serangan menggila itu terjadi sebagai tanggapan atas ledakan pada bulan Oktober di jembatan Kerch. Ia juga menuduh Kyiv meledakkan kabel listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk dan tidak memasok air ke Donetsk di timur Ukraina.

"Ya, kami melakukan itu," kata Putin tentang serangan di jaringan Ukraina.

"Tapi siapa yang memulainya?" tegasnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Setahun, Kok Perang Rusia & Ukraina Gak Kelar-kelar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular