Penemuan Tak Diduga, Sesar Cugenang Biang Kerok Gempa Cianjur

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 09/12/2022 11:05 WIB
Foto: Gempa Mag:2.9, 22-Nov-22 13:43:27 WIB, Lok:6.82 LS, 107.09 BT (Pusat gempa berada di darat 5 km BaratLaut Cianjur), Kedlmn:9 Km Dirasakan (MMI) II - III Pacet, II - III Ciherang #BMKG (Twitter @infoBMKG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca gempa Cianjur Magnitudo 5,6 mengungkap fakta baru soal sesar atau patahan baru yang ditemukan bernama Patahan Cugenang.  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah melaporkan temuan hasil survei ini ke Presiden Jokowi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan terkait zona patahan yang menyebabkan gempa bumi di Cianjur 21 November 2022 lalu ternyata pemicunya sesar baru yang sebelumnya tak dipetakan.

"Hasil survei kami sudah laporkan ke presiden,"katanya dalam konpers dikutip Jumat (9/12/22).


"Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter," katanya.

Hasil survei itu merekomendasikan agar zona patahan harus dikosongkan. Hal ini untuk memitigasi bencana 20 tahun ke depan bila ada potensi gempa lagi terjadi lokasi sekitar patahan.

"Patahan merupakan patahan aktif yang baru teridentifikasi, patahan Cugenang belum teridentifikasi, ini baru saja ditemukan atau baru teridentifikasi," katanya.

Ia bilang dari 295 patahan aktif yang ada di Indonesia, selama ini patahan Cugenang belum masuk, yang hasil survei menunjukkan patahannya mengarah mengarah ke barat laut.

"Harus kosong dari hunian, kalau ada gempa susulan kurang lebih 20 tahun lagi, bangunan akan kena gataran kuat dan runtuh. Kanan ke kiri 300-500 meter zona bahaya,"katanya.

Sembilan desa yang dilintasi garis patahan tersebut ialah 8 desa di Kecamatan Cugenang yang terdiri dari Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Selain itu ada juga satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

Berdasarkan hasil survey lapangan tersebut, zona berbahaya yang direkomendasikan untuk direlokasi mencapai 8,09 kilometer persegi dengan total lebih kurang 1.800 rumah tinggal.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Prabowo Beri Abolisi ke Tom Lembong & Amnesti Untuk Hasto, DPR Setuju