Sri Mulyani Cs Happy! Defisit APBN 2022 Bisa di Bawah 3%

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Kamis, 08/12/2022 21:02 WIB
Foto: Febrio Kacaribu. (Dok: Universitas Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis defisit APBN 2022 akan di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB), diproyeksikan defisitnya mengarah ke level 2,8% dari PDB.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menjelaskan, dari outlook defisit APBN 2022 yang sebesar 3,92% dari PDB, berpeluang ke bawah 3%.

"(Defisit APBN 2022) bisa mengarah 2,8% atau lebih rendah lagi," jelas Febrio saat ditemui di Gedung DPR, Kamis (8/12/2022).


Rendahnya defisit APBN 2022 tersebut, kata Febrio tak lepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menunjukkan laju peningkatan di atas 5%.

Hingga kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan 5,7% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2022 juga diperkirakan masih cukup tinggi pada kisaran 5%.

Defisit APBN 2022 yang diperkirakan lebih rendah dari 2,8% tersebut juga tak lepas dari penerimaan pajak yang sudah tembus Rp 1.580 triliun atau telah mencapai 106,4% dari target penerimaan tahun ini yang sebesar Rp 1.485 triliun.

"Kita on track defisit lebih rendah dari prediksi di awal. Jadi ini tentunya karena pertumbuhan ekonomi yang baik dan penerimaan juga baik," kata Febrio lagi.

Adapun, secara keseluruhan tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2% yoy seperti yang sudah ditetapkan di dalam Perpres No 98/2022.

Seperti diketahui, dalam konferensi pers APBN Kita Oktober 2022, defisit APBN mencapai 0,91% PDB atau Rp 169,5 triliun.

Penerimaan perpajakan hingga Oktober 2022 mencapai Rp 2.181,6 triliun (44,5%). Terdiri dari penerimaan pajak yang sebesar Rp 1.448,2 triliun (97,5%) atau tumbuh 51,8%.

Juga dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 476,5 triliun (98,9%). Penerimaan kepabeanan dan cukai Rp 256,35 triliun (85,73%) atau tumbuh 24,58%.

Belanja negara hingga akhir Oktober 2022 mencapai Rp 2.351,1 triliun atau 75,7% terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Anggaran yang belum terpakai akan masuk ke dalam Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) saat tutup buku. SILPA 2021 baru digunakan sebagian dan menyisakan Rp 165 triliun. Sementara untuk 2022, SILPA diperkirakan juga tinggi.

SILPA tersebut, menurut Kemenkeu akan digunakan untuk memitigasi risiko yang muncul pada tahun depan. Khususnya dalam hal pembiayaan APBN, sebab pemerintah dan DPR telah menetapkan defisit pada level 2,84% PDB.


(cap/cap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil