Jokowi Mau 'Amankan', Dimana Orang Kaya RI Parkir Dolar?
Badung, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan dolar Amerika Serikat (AS) hasil ekspor diamankan di dalam negeri, Pernyataan ini muncul karena saat Indonesia ketiban 'durian runtuh', justru malah kekeringan dolar AS.
Pemicu terbesar dari kelangkaan dolar adalah suku bunga valuta asing (valas) oleh bank dalam negeri lebih rendah dibandingkan negara tetangga, contohnya Singapura.
"Ini memang agak cukup sulit. terutama di Singapura. Singapura itu deposit rate untuk itu tinggi banget sekarang," ungkap Abdurohman, Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) di Badung, Bali, Kamis (8/12/2022)
Singapura menawarkan lebih dari 3% setahun untuk dolar AS yang ditempatkan di deposito berjangka. Jauh lebih tinggi dibandingkan di dalam negeri yang hanya rata-rata 0,38%.
Abdurohman menyatakan langkah Singapura tersebut sebetulnya juga dilakukan banyak negara dengan tujuan menarik dolar AS. "Enggak cuman dari Indonesia yang kemudian lari ke sana. Karena suku bunga deposito mereka lebih tinggi," jelasnya.
Pemerintah tidak bisa melarang kaburnya dolar AS ke negara lain. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan daya tarik maupun insentif agar mau menempatkan dolar AS di dalam negeri.
"Iya karena memang sekarang kan kita tidak bisa kontrol devisa ya. Bisa lari ke mana-mana," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Undang-Undang mengenai Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar diatur di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999. Di dalam UU tersebut, pemerintah memberlakukan rezim devisa bebas. Jika ingin menahan devisa hasil ekspor di dalam negeri, maka pemerintah dan otoritas monoter harus putar otak.
Kecenderungan menyimpan dolar di luar negeri ternyata diakui oleh eksportir Tanah Air. Eksportir mengaku lebih memilih menyimpan dolar hasil ekspor di luar negeri dikarenakan kurang kompetitif bunga deposito valas di Indonesia.
Menurut pengusaha, bunga menyimpan uang valas di dalam negeri tidak sebesar negara tetangga. Hal ini bisa menjadi indikasi faktor bahwa banyak orang lebih memilih untuk menyimpan DHE di Singapura.
"Menyimpan USD di dalam negeri (deposito) bunga nya lebih kecil di banding menyimpan USD di Singapore (saat ini)," kata Ketua Umum (ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Benny Soetrisno kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (8/12/2022).
"Karena bunga untuk deposito USD di Singapore lebih tinggi dibanding bunga di dalam negeri," tambah Benny.
(haa/haa)