AS Nyerah Gali Harta Karun Raksasa RI di Natuna, Rusia Masuk!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 08/12/2022 10:05 WIB
Foto: Medco e&p natuna temukan cadangan gas di perairan natuna. (SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dinilai perlu menyambut baik rencana perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Rusia untuk masuk ke dalam pengelolaan Blok East Natuna. Terutama setelah perusahaan asal Amerika Serikat yakni ExxonMobil bersama PT Pertamina (Persero) angkat tangan dan menyatakan akan mengembalikan pengelolaan lapangan gas raksasa itu kepada pemerintah.

Praktisi Migas dan Ketua Alumni Teknik Perminyakan ITB, Hadi Ismoyo menilai pada prinsipnya, siapapun yang tertarik untuk mengelola Blok East Natuna termasuk perusahaan migas Rusia, maka sudah seharusnya pemerintah menggelarkan karpet merah.

Hal itu mengingat pengembangannya tidak lah begitu mudah. "ExxonMobil dari USA bersama Pertamina sudah pernah diberi kesempatan dan pada akhirnya beberapa tahun yang lalu mengembalikan kepada Pemerintah karena masalah komersial. Jadi kalau sekarang ada perusahaan migas Rusia tertarik untuk masuk kenapa tidak?," ujar dia kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (8/12/2022).


Menurut Hadi Blok East Natuna masih memiliki prospek yang cukup bagus untuk dikembangkan. Setidaknya ada dua hal yang membuat Blok East Natuna layak dikembangkan.

Pertama, East Natuna memiliki potensi mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF). Namun, karena besarnya kandungan karbon dioksida (CO2) di blok ini, yakni mencapai hingga 71%, membuat gas yang bisa dieksploitasi hanya sebesar 46 TCF.

Kedua, penggunaan teknologi untuk menekan emisi karbon melalui Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Pasalnya, aquifer di Blok East Natuna mempunyai reservoir yang besar dan bisa dipakai sebagai storage CO2 di masa mendatang.

"Kebetulan lokasinya strategis perlintasan LNG Carrier dari Middle East ke Timur Jauh, China, Korea dan Jepang. Dimana jika teknologi sudah memungkinkan, kembalinya Tanker tersebut bisa diisi CO2 cair dari Timur Jauh dan diinjeksikan kembali ke aquifer Natuna East. Indonesia kebagian bisnis dengan menyewakan storage di Natuna East," kata dia.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan kode bahwa investor yang ingin menggarap Blok East Natuna semakin banyak. Terbaru, Rusia kepincut untuk masuk ke Blok East Natuna melalui perusahaan migas pelat merah yakni Zarubezhneft.

Adapun sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas juga menaruh minat untuk mengembangkan Blok East Natuna. "Memang berminat saya kira di East Natuna banyak yang berminat dari Malaysia juga berminat. Yang Rusia mungkin hampir sama yang sekarang hampir terlibat di Blok Tuna (Zarubezhneft)," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (5/12/2022).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AS-Rusia Pimpin Nuklir Dunia, Asia Mulai Ngebut