
Kereta Cepat JKT-BDG Bakal Jadi Commuter, Begini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJP) akan menjadi layanan mirip kereta commuter Jakarta-Bandung. Tarif kereta ini memang cukup tinggi untuk kereta commuter.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan dengan beroperasinya kereta cepat maka akan menciptakan gaya hidup baru.
Menurutnya, kehadiran kereta cepat dapat merubah aktivitas dan mobilitas masyarakat. Sebab, jarak antara Jakarta dan Bandung dapat ditempuh kurang dari satu jam saja.
"Tujuan kereta cepat Jakarta-Bandung nantinya antara Jakarta dan Bandung akan menjadi commuter," ujarnya di Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Arya mengungkapkan, dengan kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang membuka koridor commuter antara kedua kota tersebut. Nantinya masyarakat dapat melakukan mobilitas dalam waktu cepat. Hal itu akan memudahkan masyarakat kelas menengah dan menengah atas yang tinggal Bandung dan bekerja di Jakarta, ataupun sebaliknya.
"Kalau kedua wilayah ini akan menjadi koridor commuter yang dihubungkan oleh kereta cepat, maka akan mengubah semua perilaku dan budaya mobilitas masyarakat Indonesia," jelasnya.
Dampak yang ditimbulkan dengan kehadiran kereta cepat Jakarta Bandung akan berdampak luas pada sektor properti. Sebab, ekosistem yang akan terbentuk akan meluas.
"Seperti yang sering saya katakan di Sosmed juga ada, sekarang ini cuma 30 menit doang sampai ke Padalarang, kemudian naik feeder kereta cepat. Jadi turun langsung naik itu paling 17 menit sampai Kota Bandung. Jadi kalau hitung-hitungannya nggak sampe satu jam nyampe dari Jakarta ke kota bandung naik feeder," jelasnya.
Kereta Cepat Jakarta - Bandung ditargetkan beroperasi pada Juni 2023. Nantinya tiket kereta ini dijual Rp 250 ribu per orang untuk jarak 150 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi, menjelaskan rencana operasi KCJB akan dioperasikan mulai 05.30 - 22.00 WIB. Dengan kapasitas 610 ribu orang per hari dengan rencana 68 kali perjalanan per hari.
Dwijaya menjelaskan tarif yang dipatok untuk tiga tahun pertama hanya Rp 250 ribu per orang untuk tarif terjauh sedangkan Rp 125 ribu per orang untuk jarak terdekat. Tarif ini di bawah angka keekonomian dari studi yang dihitung yakni Rp 350 ribu terjauh dan Rp 150 ribu terdekat.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bocoran Terbaru Jalur KA Cepat Jakarta-Surabaya, Ternyata Lewat Sini