Permintaan Cemilan Berkurang, Ini Jadi Strategi Mayora

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Selasa, 06/12/2022 15:34 WIB
Foto: Global Marketing Director Mayora Group, Ricky Afrianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Terganggunya rantai pasok global nayatanya membawa dampak 'berantai' pada industri. Bukan hanya pada bahan baku, melainkan juga kenaikan harga komoditas yang berimbas pada kenaikan harga bbm, dan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Director & Global Marketing Director Mayora Group, Ricky Afrianto mengatakan masalah ini pun berimbas pada Fast-moving consumer goods (FMCG), terutama dari sisi penurunan permintaan dan bahan baku. Kenaikan harga produk pun harus dilakukan untuk menjaga margin dan kualitas barang.

"Kita melihat bahwa perusahaan tidak bisa diam saja, harga memang mungkin harus kita naikkan, kalau nggak profit kena. Tapi bagaimana kita menyikapi dan berkomitmen kualitas nggak boleh turun," ujarnya dalam Road to CNBC Indonesia Awards, Selasa (6/12/2022).


Dia menegaskan, meski ada kenaikan harga, kualitas barang tetap dijaga dan komunikasi kepada konsumen dilakukan. Posisi Mayora sebagai pemimpin pasar pun membantu perusahaan bertahan di tengah ketidakpastian dan tetap eksis.

"Kami juga melakukan investasi untuk membuat pasar tetap excited, dan membangun image kami tetap baik baik di mata konsumen. FMCG juga akibatnya tidak seperti sektor lainnya karena akses gampang, dan harga affordable," ujarnya.

Mayora pun masih mengalami pertumbuhan di beberapa segmen, seperti kategori biskuit, wafer, dan coklat. Sebagai catatan, pertumbuhan ini tidak hanya terjadi di pasar Indonesia, namun juga di negara tujuan ekspor.

"Kami bangga karena 2022 challenging tapi kita tetap tumbuh double digit. Walaupun ancaman resesi nyata namun ini pilihan perusahaan untuk terus aktif investasi dan membuat market exciting," pungkasnya.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Arcandra Tahar: Perang Iran-Israel Senjata Amankan Pasokan Energi