
Airlangga Was-Was, 11 Sektor Manufaktur RI Alami Kontraksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai mengkhawatirkan kondisi manufaktur dalam negeri yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah melihat ke depan pertumbuhan ekonomi akan masih diikuti dengan penuruan Purchasing Managers' Index (PMI), di mana beberapa negara sudah lebih rendah dari Indonesia.
Indonesia sendiri tercatat berada di level 50,3 pada November 2022.
"Kemarin 50,3, ada 11 sektor kontraksi dan juga penurunan purchasing order terutama untuk sektor manufaktu," papar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, Selasa (6/12/2022).
Dia menuturkan bahwa kontraksi ini menjadi catatan tersendiri. Airlangga juga menghimbau agar kepala daerah, gubernur, bupati dan walikota, membantu hal ini.
"Ini jadi catatan para gubernur, bupati, untuk membantu antisipasi penurunan di 11 sektor terutama di kategori padat karya," tegasnya.
Kendati PMI Indonesia berada dekat dengan garis batas level ekspansif, yakni 50, tetapi Indonesia jauh lebih tinggi jika dibandingkan Myanmar, Vietnam dan Malaysia yang kontraksi.
Diketahui, Myanmar berada di level 44,6 dan Malaysia 47,9, serta Vietnam 47,4.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sama-sama Rilis Data PMI: Jepang Tumbuh, Eropa Kontraksi