
Mencekam, 10 Ribu Tentara Kepung Kota Besar El Salvador
Sekitar 10.000 tentara telah mengepung kota Soyapango di El Salvador pada Minggu, (4/12/2022).

Sekitar 10.000 tentara telah mengepung kota Soyapango di El Salvador pada Minggu, (4/12/2022). Hal ini untuk melakukan tindakan keras besar-besaran terhadap geng yang berada di kota itu. (Photo by Camilo Freedman/picture alliance via Getty Images)

"Sampai saat ini, Kotamadya Soyapango benar-benar terkepung. Tim ekstraksi dari polisi dan tentara ditugaskan untuk mengeluarkan semua anggota geng yang masih ada satu per satu," ujar Presiden El Salvador, Nayib Bukele, dalam akun Twitternya.(Photo by Camilo Freedman/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Ia menambahkan bahwa warga biasa 'tidak perlu takut' dan mengatakan bahwa tindakan keras itu adalah bagian dari 'operasi melawan penjahat, bukan melawan warga negara yang jujur'. (Photo by Camilo Freedman/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Soyapango adalah salah satu kota terbesar di El Salvador dan merupakan rumah bagi lebih dari 290.000 orang. Kota yang terletak hanya 13 km (8 mil) barat ibu kota San Salvador, telah lama dikenal sebagai pusat aktivitas geng. (Photo by MARVIN RECINOS/AFP via Getty Images)

BBC melaporkan semua jalan menuju kota telah diblokir, dan pasukan khusus telah menggeledah rumah untuk mencari anggota geng. Petugas juga telah menghentikan semua orang yang mencoba meninggalkan kota dan memeriksa surat-surat identitas. (Photo by MARVIN RECINOS/AFP via Getty Images)

Gambar yang dirilis oleh pemerintah menunjukkan pasukan bersenjata berat yang mengenakan pelindung tubuh dan membawa senapan serbu ke luar kota. Menteri kehakiman mengatakan sejauh ini 12 orang telah ditangkap.(Photo by MARVIN RECINOS/AFP via Getty Images)

Seorang warga, Guadalupe Perez, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penggerebekan itu merupakan kejutan yang disambut baik. (Photo by MARVIN RECINOS/AFP via Getty Images)

"Mereka menggeledah Anda dan meminta surat identitas Anda untuk memverifikasi di mana Anda tinggal, tapi tidak apa-apa. Itu semua untuk keselamatan kami," kata pria berusia 53 tahun itu. (Photo by MARVIN RECINOS/AFP via Getty Images)

Sejak Bukele mengumumkan keadaan darurat pada akhir Maret, lebih dari 58.000 orang telah dipenjara oleh pihak berwenang di negara berpenduduk 6,5 juta orang itu. Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mengkritik sifat keras dari penumpasan itu. Mereka mengatakan langkah-langkah tersebut, yang memungkinkan polisi untuk menangkap tersangka tanpa surat perintah dan dikhawatirkan menuju pada penangkapan yang sewenang-wenang. (Photo by MARVIN RECINOS/AFP via Getty Images)