Jokowi Berhenti Bagikan Cerita Seram Dunia, Kenapa Nih?

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
02 December 2022 14:41
Presiden Joko Widodo Membuka Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Tahun 2022, 2 Des 2022. (angkapan Layar via Youtube Sekretariat Presiden) Foto: Presiden Joko Widodo Membuka Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri Tahun 2022, 2 Des 2022. (angkapan Layar via Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan dirinya kapok membagikan kabar buruk soal perekonomian dunia.

Hal ini disampaikannya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) KADIN 2022, Jumat (12/2/2022). Jokowi menuturkan dirinya tidak ingin menyampaikan hal-hal yang menyebabkan Indonesia pesimistis.

"Artinya saya tidak cerita lagi dunia baru kena ini, baru kena ini. Memang itu betul, faktanya seperti itu. Tapi saya tidak akan cerita lagi. Saya ingin cerita yang optimis, optimis," ungkap Jokowi diiring tepuk tangan tamu undangan.

Menurut Jokowi, Managing Director IMF Kristalina Giorgieva menuturkan bahwa Indonesia merupakan titik terang di tengah kegelapan yang melanda ekonomi dunia.

"Hati-hati di tengah kesuraman ekonomi global, Indonesia adalah titik terangnya. Dia ngomong seperti itu," ujar Jokowi.

Jokowi menambahkan IMF menuturkan hal ini karena mereka membaca angka-angka. Terbukti, inflasi Indonesia terjaga hingga saat ini, di level 5,7%. Sementara itu, dunia sudah di atas 10-12%.

Bahkan, ada beberapa negara mencapai lebih 80%. "Kenapa kita harus pesimis kalau terjaga seperti itu, kita harus optimis!" paparnya.

Begitupun dengan pertumbuhan ekonomi. Indonesia tumbuh 5,72% pada kuartal III. Di sisi lain, dunia pada 2022 diproyeksikan tumbuh 3,2%.

"Kenapa kita tidak optimis dengan angka itu harus optimis." Dia melanjutkan Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia tetap pada level ekspansif.

Padahal, semua negara terkontraksi. Rata-rata dunia dibawah 50, sementara Indonesia angka terakhir 51,8%.

Bukti lainnya, lanjut Jokowi, neraca perdagangan Indonesia sudah surplus 30 bulan berturut-turut. Artinya, ekspor Indonesia lebih besar dari impor.

Oleh karena itu, dia menghimbau agar masyarakat, termasuk pengusaha, tidak pesimis. "Jangan sampai menyampaikan pesimisme baca angka tadi harus optimis," tegasnya.

Jokowi yakin ke depan Indonesia memiliki potensi dan kekuatan besar.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Saat Jokowi Menyerah Hadapi Situasi Dunia yang Kacau Balau


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading