FOTO Internasional

Polemik Kudeta Pangeran MBS Menuju Takhta Kerajaan Saudi

Pool, CNBC Indonesia
Jumat, 02/12/2022 06:50 WIB

Mohammed bin Nayef sempat menjadi Putra Mahkota pada 2015 lalu. Namun, dua tahun kemudian Raja Salman mencopot gelar itu karena diduga ia kecanduan narkoba.

1/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Cerita kudeta posisi putra mahkota di Arab Saudi kembali mencuat ke media. Disebutkan bagaimana Perdana Menteri (PM) dan putra mahkota saat ini Mohammed Bin Salman (MBS) (kiri) memperingatkan putra mahkota sebelumnya Mohammed Bin Nayef (kanan). (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

2/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Dalam laporan The Guardian, MBS disebut mengancam akan memperkosa seluruh keluarga wanita Nayef bila menghalangi promosinya sebagai pewaris takhta Saudi. Diketahui, Nayef dan MBS merupakan sepupu. (Photo by Olivier Douliery - Pool/Getty Images)

3/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Sebenarnya, Raja Salman mengangkat Nayef menjadi putra mahkota di 2015. Namun, beberapa tahun kemudian ia dipecat dari jabatan itu. Disinilah laporan kudeta muncul. Nayef sendiri sudah lebih dari lima tahun ditahan di lokasi yang tidak dijelaskan. (Photo by Ahmet Bolat/Anadolu Agency/Getty Images)

4/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

"Nayef, sekutu dekat dinas intelijen AS, terpaksa mundur sebagai Putra Mahkota Saudi pada 20 Juni 2017. Insiden itu disamakan dengan 'Godfather, ala Saudi'," menurut laporan baru media Inggris itu, Kamis (1/12/2022). (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

5/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Menurut sumber, cerita berawal kala Nayef dipanggil ke sebuah pertemuan di istana di Mekkah. Anggota keamanannya diperintahkan untuk menunggu di luar dan semua ponsel disita untuk 'alasan keamanan'. Pangeran Nayef diantar ke sebuah ruangan, di mana dia ditahan selama berjam-jam oleh Turki Al Sheikh, sekutu dekat MBS. Ia menekan Nayef agar menandatangani surat pengunduran diri dan berjanji setia kepada sepupunya. (AP Photo/Jacquelyn Martin, File)

6/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Ia awalnya menolak tetapi tunduk pada tekanan setelah ancaman dibuat terhadap keluarganya. Salah satu ancaman adalah bahwa anggota keluarganya yang perempuan akan diperkosa. Kemudian terlihat di mana MBS dengan antusias mencium tangan Nayef. Nayef menyebut hal ini terjadi tatkala ada senjata di punggungnya. (Al-Ekhbariya via AP)

7/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Setelahnya, Arab Saudi mengklaim Nayef telah digulingkan karena kecanduan morfin dan kokain. Ia kemudian ditempatkan di bawah tahanan rumah. Di 2017, kondisi tahanan rumahnya dilonggarkan namun ia tetap dilarang keluar negeri. Di tahun 2018 dan 2019, ia diberi kebebasan relatif seperti pergi berburu di pedesaan dan tampil di pernikahan dan pemakaman kerajaan. (AP Photo)

8/8 Menteri Pertahanan Saudi Mohamed bin Salman (kiri) berbicara dengan Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Mohammed bin Nayef selama KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) ke-136, di ibu kota Saudi, Riyadh, pada 9 Desember 2015. Raja-raja Teluk mulai tiba di Arab Saudi untuk KTT tahunan, menghadapi tantangan termasuk anjloknya pendapatan minyak, perang di Yaman, tekanan untuk perdamaian di Suriah dan tanda-tanda perpecahan regional. (FAYEZ NURELDINE/AFP via Getty Images)

Beberapa pihak melihat tuduhan itu sebagai upaya MbS mengamankan takhtanya dari berbagai ancaman. Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Nayef disebut memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Badan Intelijen Pusat AS (CIA) sempat ketar-ketir saat terjadi kudeta istana di Saudi. Mereka juga pernah berusaha membantu Mohammed bin Nayef usai dituduh korupsi dan tak setia ke kerajaan. (Photo credit should read NICHOLAS KAMM/AFP via Getty Images)