
China Longgarkan Lockdown Sebagian Kota, Xi Jinping Melunak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kota besar Guangzhou dan Chongqing di China mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid pada Rabu (30/11/2022). Kebijakan ini diambil sehari setelah para demonstran yang protes terhadap pembatasan di Guangzhou selatan bentrok dengan pihak polisi.
Salah seorang pejabat kota mengungkapkan kota Chongqing di barat daya akan mengizinkan kontak dekat orang dengan Covid-19, yang memenuhi persyaratan tertentu, untuk dikarantina di rumah.
Guangzhou, kota dekat Hong Kong, juga mengumumkan pelonggaran pembatasan. Namun dengan rekor jumlah kasus secara nasional, tampak ada sedikit prospek perubahan besar dalam kebijakan nol-Covid-nya.
Selain pelonggaran pembatasan di Guangzhou dan Chongqing, pejabat di Zhengzhou, lokasi pabrik besar Foxconn yang membuat iPhone Apple yang sempat rusuh terkait Covid, mengumumkan dimulainya kembali bisnis secara "tertib", termasuk supermarket, pusat kebugaran dan restoran.
Adapun, pelonggaran beberapa tindakan merupakan upaya untuk menenangkan publik. Pihak berwenang juga mulai mencari mereka yang telah melakukan protes.
"Polisi datang ke pintu depan saya untuk menanyakan semuanya dan meminta saya melengkapi catatan tertulis," kata seorang warga Beijing yang menolak disebutkan namanya kepada Reuters.
Warga lain mengatakan beberapa teman yang mengunggah video protes di media sosial dibawa ke kantor polisi dan diminta untuk menandatangani janji bahwa mereka tidak akan melakukan protes lagi.
Demonstrasi, yang terjadi selama akhir pekan ke Shanghai, Beijing dan di kota China lainnya, menjadi aksi pembangkangan publik terparah sejak Presiden Xi Jinping berkuasa mulai 2012.
China Dissent Monitor, dijalankan oleh Freedom House yang didanai pemerintah Amerika Serikat (AS), memperkirakan setidaknya 27 demonstrasi terjadi di seluruh China dari Sabtu hingga Senin. Sementara itu, lembaga ASPI Australia memperkirakan 43 protes di 22 kota.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi Demo 'Menggila' di China-Tuntut Xi Jinping Mundur