
Putin Disebut Putus Asa Hadapi Kekalahan Perang, Benarkah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini Rusia dilaporkan tengah menghadapi kemungkinan pertempuran yang kian panjang dengan Ukraina, kerugian militer, dan potensi kekalahan dalam perang tersebut.
Menurut analis politik Rusia, itu akan menjadi bencana besar bagi Presiden Vladimir Putin, dan Kremlin, yang telah mengandalkan modal global Rusia untuk memenangkan perang melawan Ukraina.
"Sejak September, saya melihat banyak perubahan (di Rusia) dan banyak ketakutan," kata Tatiana Stanovaya, sarjana nonresiden di Carnegie Endowment for International Peace dan pendiri sekaligus kepala firma analisis politik R.Politik.
"Untuk pertama kalinya sejak perang dimulai orang mulai mempertimbangkan skenario terburuk bahwa Rusia bisa kalah, dan mereka tidak melihat dan tidak mengerti bagaimana Rusia bisa keluar dari konflik ini tanpa dihancurkan. Mereka sangat cemas dan percaya bahwa apa yang terjadi adalah bencana," jelasnya, mengutip CNBC International, Rabu (30/11/2022).
Putin telah mencoba menjauhkan diri dari serangkaian kekalahan memalukan di medan perang untuk Rusia, pertama dengan penarikan diri dari wilayah Kyiv di Ukraina utara, kemudian penarikan dari Kharkiv di Ukraina timur laut dan penarikan dari sebongkah Kherson di Ukraina selatan belum lama ini.
Peristiwa seismik dalam perang tersebut juga disertai dengan kerugian yang lebih kecil namun signifikan bagi Rusia, seperti serangan terhadap jembatan Krimea yang menghubungkan daratan Rusia ke semenanjung Ukraina yang dianeksasi Moskow pada 2014, serangan terhadap Armada Laut Hitamnya di Krimea dan penarikan dari Pulau Ular.
Sementara itu, analis Rusia lainnya mengatakan Putin makin putus asa untuk tidak kalah perang.
"Fakta bahwa Rusia masih mengobarkan perang ini, meskipun terlihat jelas kalah pada Maret (ketika pasukannya mundur dari Kyiv), menunjukkan bahwa Putin sangat ingin untuk tidak kalah. Kalah bukanlah pilihan baginya," kata Ilya Matveev, politikus ilmuwan dan akademisi yang sebelumnya berbasis di St. Petersburg.
"Saya pikir semua orang, termasuk Putin, menyadari bahwa senjata nuklir taktis pun tidak akan menyelesaikan masalah bagi Rusia. Mereka tidak bisa begitu saja menghentikan kemajuan militer tentara Ukraina, itu tidak mungkin. Senjata taktis ... tidak bisa dengan tegas mengubah situasi di lapangan."
Rusia telah meluncurkan lebih dari 16.000 serangan rudal, di mana 97% dari serangan ini ditujukan pada sasaran sipil, ke Ukraina sejak dimulainya serangan, kata menteri pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov melalui Twitter.
Rusia sendiri telah mengakui dengan sengaja menargetkan infrastruktur energi tetapi berulang kali membantah menargetkan infrastruktur sipil seperti bangunan tempat tinggal, sekolah, dan rumah sakit. Bangunan semacam ini telah dihantam oleh rudal dan drone Rusia beberapa kali selama perang, namun menyebabkan kematian dan cedera warga sipil.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda-Tanda Kekalahan Putin Kian Nyata, Ukraina 'Menggila'
