Internasional

Bye Xi Jinping, Inggris Usir Perusahaan China di Sini

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 November 2022 20:00
NUSA DUA, INDONESIA - NOVEMBER 15: Britain's Prime Minister Rishi Sunak attends a working session on food and energy security during the G20 Summit on November 15, 2022 in Nusa Dua, Indonesia. The new British Prime Minister aims to articulate his foreign policy vision here while grappling with economic instability at home. (Photo by Leon Neal/Getty Images) Foto: Getty Images/Leon Neal

Jakarta, CNBC Indonesia - Inggris memutuskan untuk mengeluarkan perusahaan nuklir China CGN dari pembangunan pembangkit listrik nuklir Sizewell C. Hal ini terjadi saat hubungan kedua negara sedang dalam kondisi yang kurang baik.

Dalam sebuah pengumuman, London akan melucuti CGN dari 20% sahamnya atas proyek itu. Inggris juga akan menginvestasikan 700 juta pound (Rp 13 triliun) dalam proyek tersebut.

"Investasi pemerintah Inggris di Sizewell C akan mendukung kelanjutan pengembangan proyek," kata Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri (BEIS) dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (29/11/2022).

"Investasi juga memungkinkan keluarnya China General Nuclear dari proyek, termasuk biaya pembelian, pajak yang harus dibayar, dan pengaturan komersial," tambahnya.

Sizewell C, yang sedang dikembangkan di pantai Suffolk di Inggris timur, akan memberi daya yang setara dengan sekitar enam juta rumah. London mengatakan pembangkit itu akan mulai memproduksi listrik paling cepat pada tahun 2035.

Nuklir dan energi terbarukan, seperti tenaga angin lepas pantai, dipandang penting untuk meningkatkan keamanan energi Inggris. Ini utamanya terjadi setelah serangan produsen bahan bakar utama, Rusia, ke Ukraina yang membuat tagihan listrik dan gas rumah tangga meroket tahun ini.

Sementara itu, keputusan ini sendiri diambil sehari setelah Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak mengatakan bahwa apa yang disebut sebagai "era emas" hubungan dengan China telah berakhir.

Dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya, Sunak mengatakan pendekatan Inggris ke China perlu berkembang dan Beijing "secara sadar bersaing untuk mendapatkan pengaruh global dengan menggunakan semua tuas kekuatan negara".

"Mari kita perjelas, apa yang disebut 'era emas' telah berakhir, bersama dengan gagasan naif bahwa perdagangan akan mengarah pada reformasi sosial dan politik," kata PM beretnis India itu.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Calon PM Inggris Sebut China Ancaman No 1 Domestik & Global


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading