
RI Jadikan Pemberdayaan UMKM Agenda Utama Presidensi B20

Jakarta, CNBC Indonesia- Presidensi B20 beberapa waktu lalu mengangkat isu pemberdayaan UMKM sebagai prioritas utama dan berupaya menjawab tantangan yang dihadapi UMKM. Sebagai bentuk terobosan dalam rekomendasi kebijakan, B20 Indonesia berfokus pada pemberdayaan UMKM dan kelompok rentan.
"Presidensi B20 Indonesia menyuarakan aspirasi sektor swasta dari lensa negara berkembang untuk pertama kalinya menempatkan UMKM sebagai agenda utama B20. Topik pemberdayaan UMKM dibahas secara konsisten dan menyeluruh di semua satuan tugas (satgas)," ungkap Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid, dikutip dari siaran pers, Selasa (29/11/2022).
Arsjad mengatakan hal ini dilakukan melalui pembangunan kapabilitas dekarbonisasi dan pembiayaan hijau UMKM, dukungan kewirausahaan, pertumbuhan bisnis, dan penciptaan lapangan kerja bagi UMKM, serta pemberdayaan pelaku UMKM perempuan di sektor informal, termasuk di komunitas pedesaan.
Seperti diketahui UMKM merupakan bagian penting dari ekosistem bisnis global dan memainkan peran krusial dalam mendorong pertumbuhan yang adil dan inklusif, terutama di negara-negara berkembang. Bank Dunia menunjukkan bahwa 90% pelaku bisnis di dunia terdiri dari UMKM, dan sektor ini menyediakan lebih dari setengah lapangan kerja.
Tak hanya itu, UMKM memberdayakan peluang ekonomi di negara berkembang. Di mana UMKM formal berkontribusi hingga 40% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Selain berkontribusi pada ekonomi, UMKM juga berperan penting dalam memperkuat rantai pasok bisnis, meningkatkan kualitas produk dan layanan, serta membentuk lingkungan bisnis yang kondusif, yang menguntungkan perusahaan dan konsumen.
Namun demikian, UMKM masih menghadapi tantangan untuk berpartisipasi aktif di rantai pasok global, perkembangan teknologi, dan upaya keberlanjutan (sustainability).
Adapun untuk mendukung perkembangan UMKM, B20 Indonesia mendorong pembentukan Program Legacy B20. Salah satunya adalah Satgas Perdagangan dan Investasi B20 Indonesia yang meluncurkan inisiatif Inclusive Closed Loop pledge.
Menurut Arsjad, inisiatif ini mendorong pelaku bisnis untuk bekerja sama dengan UMKM melalui pengadopsian konsep Inclusive Closed Loop.
DIketahui Inclusive Closed Loop adalah konsep yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mata pencaharian masyarakat yang termarjinalisasi secara ekonomi, seperti UMKM, petani, komunitas nelayan, dan wirausaha perempuan. Konsep ini mendorong terbentuknya koalisi yang terbuka, adil, dan berkelanjutan antara pemerintah, swasta, UMKM, dan pemangku kepentingan lainnya.
"Dengan dukungan besar dari sektor swasta, konsep Inclusive Closed Loop berupaya untuk memenuhi kebutuhan UMKM dengan menyediakan akses ke pembiayaan, pengetahuan, teknologi, dan akses pasar yang tepat," jelas dia.
Sementara itu, dalam menyukseskan inisiatif ini, pimpinan Satgas Perdagangan dan Investasi B20 Indonesia mengundang komunitas pelaku bisnis untuk menegaskan komitmen mengadopsi konsep Inclusive Closed Loop dan secara aktif membantu UMKM. Melalui penegasan komitmen ini, kata Arsjad, pelaku bisnis menyatakan kesediaannya untuk berkembang dan mewujudkan praktik bisnis yang mempromosikan inklusivitas, ketahanan, keberlanjutan, mendukung pertumbuhan ekonomi UMKM, dan memperjuangkan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok global.
"Kami bercita-cita menyatukan sektor swasta, pemerintah, hingga masyarakat umum untuk mengembangkan dan menerapkan bisnis inovatif yang menempatkan UMKM sebagai pusat perhatian bersama. Inclusive Closed Loop yang digagas oleh Satgas Perdagangan dan Investasi mewujudkan aspirasi ini menjadi aksi nyata," ungkap Arsjad.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa B20 Indonesia menyadari perlunya mengambil langkah lebih jauh dari sekedar penegasan komitmen. Oleh karena itu, Satgas mengundang para perusahaan untuk membagikan praktik-praktik usaha terbaik yang sejalan dengan komitmen mereka untuk memperkuat kapabilitas UMKM.
"Dengan saling berbagi pengetahuan, kedua belah pihak dapat membuka peluang untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan usaha mereka," ungkap dia.
Sebagai informasi, PT Triputra Agro Persada Tbk bekerja sama dengan Boston Consulting Group telah menerbitkan laporan berjudul "Inclusive Closed Loop: Peran Sektor Swasta dalam Pemberdayaan UMKM." Laporan ini mengungkapkan peran sektor swasta dalam mencapai manfaat Inclusive Closed Loop dengan berbagi best practices, mengelaborasi upaya sektor swasta mempercepat pertumbuhan UMKM, dan upaya perusahaan memulai loop ini.
Melalui pengembangan dan penerapan konsep Inclusive Closed Loop, sektor swasta dan UMKM mendapatkan akses terhadap peluang yang saling menguntungkan. Sehingga dapat membangun landasan ekonomi yang lebih kuat di dunia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Forum B20 Indonesia Bahas Rekomendasi Transformasi Digital