
'Helikopter Uang' Tersisa Rp 174 T, Mau Diapakan Pak Jokowi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan melaporkan, dana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) alias uang helikopter yang digelontorkan pemerintah, hingga 18 November 2022 baru dibelanjakan Rp 280,7 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, realisasi dana PC-PEN yang mencapai Rp 280,7 triliun tersebut setara dengan 61,6% dari pagu anggaran 2022 yang sebesar Rp 455,62 triliun.
Artinya masih ada Rp 174,92 triliun yang masih harus dibelanjakan pada sisa waktu kurang dari dua bulan ini.
"Karena ini adalah tahun terakhir, bisa diprediksi bahwa untuk bidang kesehatan jumlah realisasinya menjadi menurun tajam karena penularan kasus Covid-19 sudah melandai atau menurun tajam," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (24/11/2022).
Sri Mulyani merinci, belanja penanganan kesehatan, hingga 18 November 2022 baru terealisasi sebesar Rp 48,6 triliun atau 39,7% dari pagu yang sebesar Rp 122,54 triliun.
Belanja kesehatan itu untuk membayar klaim pasien Rp 27,3 triliun, insentif tenaga kesehatan Rp 3,1 triliun, vaksinasi Rp 2,8 triliun, insentif perpajakan kesehatan Rp 1,8 triliun, dukungan APBD termasuk Dana Desa untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 12,3 triliun.
Kemudian, belanja perlindungan masyarakat realisasinya telah mencapai Rp 123 triliun atau 79,5% dari pagu Rp 154,76 triliun.
Sri Mulyani bilang bahwa bansos masih mendominasi karena guncangan yang berasal dari pandemik Covid-19 sekarang bergeser menjadi guncangan yang berasal dari harga-harga komoditas.
Sebagian belanja perlindungan masyarakat juga berasal dari bantuan sosial akibat kenaikan harga BBM yang penyalurannya melalui Kementerian Sosial, berakhir pada Desember 2022.
"Oleh karena itu kita menjaga pemulihan ekonomi nasional dengan memberikan bantuan sosial, perlindungan sosial yang cukup besar," tuturnya.
Adapun, belanja penguatan pemulihan ekonomi telah terealisasi Rp 109 triliun atau 61,1% dari pagu Rp 178,32 triliun, terdiri dari Padat Karya Rp 17,5 triliun, infrastruktur dan konektivitas Rp 14,5 triliun, pariwisata dan ekonomi kreatif Rp 6,3 triliun, ketahanan pangan Rp 18,7 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan, ketahanan pangan begitu sangat penting di dalam menghadapi tren global di mana harga pangan menjadi sangat tidak predictable.
"Tahun depan masalah pangan ini masih akan mendominasi selain masalah energi karena kita lihat geopolitik memang akan berimbas kepada dua hal ini," ujarnya.
Kemudian, realisasi belanja TIK Rp 9,4 triliun, kawasan industri Rp 900 miliar, dukungan UMKM Rp 23,7 triliun, insentif perpajakan Rp 15,2 triliun, dan dukungan APBD untuk pemulihan ekonomi Rp 3,2 triliun.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dana Covid Banyak Belum Terpakai, Lho Kok Bisa?