Dunia Gonjang-Ganjing, Gimana Nasib Kilang Pertamina-Rusia?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 24/11/2022 17:30 WIB
Foto: Kilang Tuban Pertamina. (Dok. Pertamina)

Badung, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, memastikan bahwa pembangunan kilang baru atau New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Kilang Tuban, Jawa Timur tetap jalan, meski di tengah kondisi ketegangan dunia akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman memastikan bahwa perusahaan asal Rusia yakni Rosneft tetap berkomitmen untuk merampungkan pembangunan proyek kilang Tuban. Sekalipun, saat ini banyak negara maju yang mengecam aksi serangan Rusia ke Ukraina.

"Sejauh ini (Rosneft) masih komit. 45(%) (saham Rosneft) : 55(%) (saham KPI) sahamnya. Jadi harus persetujuan mereka," kata Taufik di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).


Bahkan, menurut Taufik, Rosneft tengah mempersiapkan keputusan final investasi (Final Investment Decision/ FID) pada kuartal III 2023 mendatang.

"Tetap FID 2023 kuartal III. Dari situ aja kita lihat. Kan proyek ini harus ekonomis untuk dua pihak," kata dia.

Seperti diketahui, Pertamina melalui Subholding Refinery & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki kepemilikan saham 55% dan Rosneft memiliki kepemilikan saham 45% di proyek Kilang Tuban ini.

Berdasarkan data Pertamina, proyek kilang minyak ini ditargetkan bisa memproduksi BBM dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, meliputi avtur 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta, dan RON 95 0,16 juta kl.

Selain BBM, kilang Tuban ini juga ditargetkan bisa memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE secara tahunan.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina