Airlangga Sentil Neraca Migas Defisit Nyaris US$ 2 miliar
Nusa Dua, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan bahwa sektor perdagangan Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 5 miliar atau Rp 78,12 triliun (asumsi kurs Rp 15.625 per US$).
Namun demikian, defisit neraca migas secara bulanan hampir tembus US$ 2 miliar atau Rp 31,25 triliun. "Sekarang ini ekspor kita positif US$ 5 miliar namun neraca pada migas itu secara bulanan itu negatif bisa mendekati US$ 2 miliar," kata dia dalam acara International Convention and Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).
Airlangga mendorong agar peningkatan produksi minyak nasional dapat digenjot. Sekalipun di tengah RI yang terus mendorong transisi energi dari fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT).
Menurut dia peningkatan produksi minyak di dalam negeri sebesar 1 juta barel per hari pada 2030 mendatang merupakan cita-cita bersama sudah menjadi topik pembahasan beberapa tahun belakangan ini. Namun demikian, hingga kini produksi minyak justru malah mengalami peningkatan.
"Perlu ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh SKK Migas agar situasi iklim investasi maupun investasi bisa lebih baik di samping itu juga mendorong energi yang mengarah pada energi baru terbarukan," kata Airlangga.
Airlangga menilai transisi energi merupakan keniscayaan yang harus dihadapi bersama. Oleh sebab itu agar investasi hulu migas tetap berjalan kondusif diperlukan berbagai kebijakan untuk mendorong minat investasi.
"Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah badan usaha baik milik swasta, maupun milik negara dan kontraktor migas diharapkan bisa lebih baik lagi agar target yang dicanangkan dan target tersebut tentunya sangat berpengaruh pada penerimaan negara di APBN dan juga terhadap ekspor Indonesia," kata dia.
(pgr/pgr)