Airlangga Sentil Lambannya Proyek Gas Raksasa RI
Badung, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyinggung lambannya pengembangan proyek gas "raksasa" Lapangan Abadi, Blok Masela di Maluku.
Pasalnya, sejak rencana pengembangan (Plan of Development/ PoD) disetujui Pemerintah Indonesia pada 16 Juli 2019, hingga kini proyek yang saat ini dikelola oleh Inpex Corporation tersebut tidak mengalami kemajuan yang signifikan.
Menurut dia, untuk mengebut pengembangan Blok Masela, setidaknya diperlukan berbagai upaya untuk mendorong minat investor. Beberapa di antaranya seperti melalui kemudahan dalam berinvestasi hingga pemberian insentif, baik fiskal maupun non fiskal.
"Kita melihat beberapa project, termasuk Blok Masela ini kelihatannya juga mengalami keterlambatan. Bila dipandang belum cukup mendorong pertumbuhan industri migas tentu dibuka kemungkinan. Apakah regulasi-regulasi yang ada cukup efektif dalam mendorong? bila belum efektif, tentu perlu dilakukan revisi," kata dia dalam acara International Convention and Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menegaskan akan mendorong mitra baru untuk mengoperasikan Blok Masela, setelah Shell, raksasa migas asal Belanda memutuskan hengkang dari blok jumbo tersebut.
Hal tersebut ia ungkapkan usai meninjau penyaluran bansos di Pasar Olilit Saumlaki, Jokowi menginginkan agar ada rekanan baru yang dapat menggarap Blok Masela.
"Blok Masela itu terus kita dorong, yang semula sebetulnya sudah jalan. Inpex, Shell, tetapi saat itu harganya rendah sehingga ada satu yang mundur," kata Jokowi, Jumat (2/9/2022).
Seperti diketahui, proyek senilai US$ 19,8 miliar atau sekitar Rp 308 triliun (asumsi kurs Rp 15.564 per US$) ini ditargetkan memproduksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.
Proyek ini diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027. Besarnya proyek ini menjadikannya sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adapun pemegang hak partisipasi (Participating Interest/ PI) Blok Masela ini yaitu Inpex Masela Ltd sebesar 65% yang juga bertindak sebagai operator dan Royal Dutch Shell Plc (Shell) melalui Shell Upstream Overseas sebesar 35%. Namun, Shell sejak beberapa tahun lalu telah berencana untuk melepaskan kepemilikan hak partisipasi di proyek ini.
(wia)