Internasional

Mahathir Buka Suara soal Pemilu Malaysia, Ungkap Kesedihan

sef, CNBC Indonesia
23 November 2022 21:50
Mantan Perdana Menteri Malaysia dan Ketua Gerakan Tanah Air (Partai Tanah Air) Mahathir Mohamad memberikan suaranya di pusat pemungutan suara selama pemilihan umum di Alor Setar, Kedah, Malaysia, Sabtu (19/11/2022). Pemilu di Malaysia menggunakan sistem first past the post di mana partai atau koalisi yang berhasil mengantongi 112 dari total 222 kursi di parlemen akan membentuk pemerintahan. (AP Photo/JohnShen Lee)
Foto: Mantan Perdana Menteri Malaysia dan Ketua Gerakan Tanah Air (Partai Tanah Air) Mahathir Mohamad memberikan suaranya di pusat pemungutan suara selama pemilihan umum di Alor Setar, Kedah, Malaysia, Sabtu (19/11/2022). Pemilu di Malaysia menggunakan sistem first past the post di mana partai atau koalisi yang berhasil mengantongi 112 dari total 222 kursi di parlemen akan membentuk pemerintahan. (AP Photo/JohnShen Lee)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad buka suara usai pemilihan umum (pemilu) digelar di Negeri Jiran. Ia mengaku sedih.

Ini lantaran kekalahan telak yang diperoleh partainya. Dalam pemilu Sabtu lalu, partai yang mengusungnya Pejuang Tanah Air berada di posisi buncit.

"Pejuang Tanah Air yang mengganti Gerakan Tanah Air (nama parati sebelumnya) kalah dalam PRU (pemilu) ke-15," tulisnya melalui akun @chedetofficial, di Twitter, dikutip CNBC Indonesia Rabu (23/11/2022).

"Saya sebagai ketua Pejuang sedih. Tetapi saya terima pilihan rakyat," ujarnya.

Ia pun berharap partai yang menang akan segera bisa membentuk pemerintahan baru. Ia pun berdoa agar negaranya pulih, tidak siapa pun yang menjadi PM-nya.

"Saya akan fokus menulis tentang sejarah dan kegiatan di tanah air," tambah pria 97 tahun itu.

"Saya yakin ada berbagai kejadian di tanah air yang belum terekam, termasuk yang terjadi pada masa Inggris. Saya juga terbuka untuk diwawancarai oleh para penulis," jelasnya lagi.

Sementara itu, di hari keempat semenjak pemilu, dua kandidat utama PM Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yasin, sama-sama mengklaim memenangkan suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan. Meski begitu, koalisi Barisan Nasional, yang merupakan petahana, menegaskan tidak akan mendukung salah satu kandidat.

Langkah ini menjadi manuver mencegah Anwar dan Muhyiddin mencapai mayoritas. Akibatnya, secara konstitusional, sekarang situasi tergantung pada raja.

Di Malaysia, Raja sebenarnya memainkan peran seremonial. Tetapi dapat menunjuk siapa pun yang diyakini akan memimpin mayoritas.

Besok, Kamis, Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah dilaporkan akan mengadakan pertemuan darurat dengan sembilan sultan penguasa di negara itu. Pertemuan akan berlangsung 10.30 waktu setempat.

"Sumber Istana mengatakan pertemuan khusus itu akan sangat penting," tulis The Star Malaysia.

"Yang Dipertuan Agong (Raja) telah mencoba membentuk pemerintahan persatuan yang terdiri dari Pakatan Harapan dan Perikatan Nasional, tetapi sejauh ini gagal," tulisnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Update Pemilu Malaysia, Anwar Ibrahim Unggul, Mahathir Keok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular