Lega! Ada Ramalan Bawa Kabar Baik, Rupiah Bisa Perkasa Lagi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 November 2022 17:15
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - The Indonesia Economic Intelligence (IEI) memperkirakan nilai tukar rupiah berpeluang menguat pada menjelang akhir tahun 2022. Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip menjelaskan, potensi penguatan nilai tukar rupiah didorong oleh tiga hal.

Pertama, kebijakan kenaikan Bank Indonesia 7 Days Repo Rate (BI-7DRR) pada bulan ini yang menyentuh level 5,25% berdampak pada posisi real interest rate Indonesia yang semakin baik, di tengah tekanan inflasi yang semakin berkurang.

"Hal ini akan menjadi daya tarik bagi investor institusional asing masuk ke pasar keuangan Indonesia," jelas Sunarsip dalam keterangannya, Minggu (19/11/2022).

Kedua, menjelang tahun 2022, aktivitas penerbitan efek di pasar modal, baik melalui initial public offering (IPO) dan right issue masih berlanjut.

Sunarsip mencatat, dari data yang diperolehnya, terdapat sekira Rp 46,9 triliun dana dari IPO dan Rp 39,4 triliun dari right issue yang kini bersiap menerbitkan efeknya pada sisa akhir tahun ini dan pada 2023 mendatang.

"Dari 42 perusahaan yang berada dalam pipeline IPO, sekitar 35% merencanakan pencatatan di 2023," jelas Sunarsip.

Ketiga, dari sisi eksternal, tekanan berupa kenaikan Fed Fund Rate (FFR) masih akan terjadi sampai dengan akhir tahun 2022, namun akan mulai berkurang saat memasuki tahun 2023.

Potensi penguatan nilai tukar rupiah juga disebabkan karena berkurangnya tekanan inflasi, membaiknya real interest rate, dan meningkatnya aktivitas di pasar modal.

"Rupiah diperkirakan akan menguat di level Rp 15.300 per dolar AS pada akhir 2022 dan berlanjut menguat mencapai Rp 14.800 pada tahun 2023," jelas Sunarsip.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terus melemah. Pada penutupan perdagangan Jumat (18/11/2022),   Refinitiv mencat rupiah bertengger di level Rp 15.685 per dolar AS.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DPR Soroti Asumsi Kurs Rp16.100/US$ di APBN Pertama Prabowo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular