Usulan Perpanjangan Kontrak Migas BP Sulit Dikabulkan Jokowi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Jumat, 18/11/2022 16:25 WIB
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Inggris, BP, untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan kontrak migas di proyek LNG Tangguh yang mencakup Wilayah Kerja (WK) atau Blok Wiriagar, Berau dan Muturi kemungkinan sulit terealisasi dalam waktu dekat ini.

Pasalnya, di dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 23 tahun 2021 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi untuk Kontrak Kerja Sama yang Akan Berakhir, pada pasal 4 ayat 3 disebutkan bahwa permohonan perpanjangan Kontrak Kerja Sama (KKS) atau Production Sharing Contract (PSC) disampaikan paling cepat 10 tahun dan paling lambat 2 tahun sebelum KKS berakhir.

Sementara, kontrak BP untuk Blok Wiriagar, Berau dan Muturi baru berakhir pada 2035 mendatang. Artinya, masih ada waktu 13 tahun lagi hingga kontrak ini berakhir.


Namun demikian, pada ayat 4 disebutkan perpanjangan KKS dapat disampaikan lebih cepat dari batas waktu 10 tahun sebelum KKS berakhir untuk kontraktor yang telah terikat dengan kesepakatan jual beli gas bumi.

Ini artinya, BP baru bisa mengajukan perpanjangan kontrak (PSC) paling cepat di 2025 atau bisa lebih cepat jika telah memiliki ikatan perjanjian jual beli gas bumi dengan pembeli.

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal membeberkan bahwa pengajuan perpanjangan kontrak BP untuk WK Wiriagar, Berau dan Muturi rencananya untuk 20 tahun berikutnya setelah kontrak berakhir di 2035. Adapun evaluasi dari SKK Migas sendiri mengenai proposal perpanjangan BP sudah rampung.

"Sekarang masih dalam proses. Evaluasi dari SKK sudah selesai," kata dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/11/2022).

Kemal menjelaskan, pertimbangan BP mengajukan izin perpanjangan lebih awal lantaran perusahaan ingin mempertahankan produksi 3 train LNG Tangguh. Salah satunya melalui kegiatan eksplorasi yang dipercepat.

"Sehingga hasil temuan cadangan akan dapat diproduksikan untuk memperpanjang produksi dari 3 Train Tangguh," kata dia.

Untuk diketahui, Proyek LNG Tangguh adalah proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint ventures antara BP sebagai operator, pemerintah Indonesia, kontraktor, dan, khususnya masyarakat lokal Papua Barat. Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi, di Teluk Bintuni, Papua Barat dengan luas 5.966,9 km2.

Proyek Tangguh BP ini merupakan penghasil gas terbesar di Indonesia. Produksi gas bumi rata-rata Lapangan Tangguh tahun 2021 sebesar 1.312 MMSCFD, dan status per 14 Juni 2022 sebesar 1.162 MMSCFD. Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2.

Saat ini sedang dikembangkan proyek Train 3, dengan estimasi nilai investasi sebesar US$ 8,9 miliar dan akan menghasilkan 3,8 juta ton LNG per tahun. Hasil produksi Train 3 akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik termasuk untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero). Proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan bisa beroperasi pada kuartal I 2023.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspansi Elnusa, Mini LNG Plant - Incar Lapangan Migas Irak