Butuh Berapa Tahun RI Bisa Taklukkan China? Ini Jawabannya!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Rabu, 16/11/2022 16:30 WIB
Foto: REUTERS/Bob Riha, Jr.

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berhasil surplus neraca perdagangan dengan China pada Oktober 2022. Pada bulan itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplusnya sebesar US$ 1,04 miliar, lebih tinggi dari catatan surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$ 462,1 juta.

Tapi keberhasilan mempertahankan surplus dalam data bulanan ini bukan waktu yang singkat berhasil diraih Indonesia. Butuh waktu sekitar 14 tahun bagi Indonesia untuk mempertahankan tren surplus hingga akhirnya dominasi perdagangan China dapat ditaklukkan.


Sejak diluncurkannya ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) pada 2004, surplus Indonesia terus menipis dengan China, bahkan tekor mulai 2008. Puncaknya adalah terjadi defisit hingga US$ 18,31 miliar untuk keseluruhan 2018.

Tapi, Presiden Joko Widodo memastikan, tren surplus itu akan berakhir pada tahun ini. Menurutnya, pada 2022, secara keseluruhan tahun neraca perdagangan Indonesia dengan China akan surplus.

"Tahun ini saya pastikan (neraca dagang) sudah surplus dengan China, saya pastikan itu karena raw material yang tidak di ekspor mentahan," kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, seperti dikutip, Rabu, 16 November 2022.

Berdasarkan data bulanan yang disajikan BPS, sebetulnya surplus perdagangan dengan Beijing terjadi setelah masa pandemi Covid-19 muncul. Sebanyak tujuh kali surplus perdagangan Indonesia dengan China terjadi pada periode 2019-2022.

Surplus pertama setelah munculnya pagebluk itu terjadi pada Oktober 2020. Pada bulan itu, Indonesia membukukan surplus dengan China sebesar US$ 58,6 juta. Lalu, pada September 2021 surplus lagi sebesar US$ 105,8 juta, dan berlanjut pada Oktober 2021 menjadi US$ 1,31 miliar.

Untuk tahun ini, surplus perdagangan non-migas dengan China terjadi sebanyak empat kali. Diawali pada Maret 2022 dengan total surplus sebesar US$ 171,6 juta, lalu US$ 383,9 juta pada April 2022, lalu terus berlanjut hingga bulan September dan Oktober 2022.

Nilai ekspor non-migas Indonesia ke China terus melesat dari US$ 3,51 miliar pada Januari 2022 menjadi US$ 6,25 miliar pada Oktober 2022. Nilai ekspor pada Oktober bahkan dua kali lipat lebih besar dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19 yang tercatat US$ 2,8 miliar pada Oktober 2019.

Secara keseluruhan, ekspor non-migas Indonesia ke China pada Januari-Okotber 2022 menyentuh US$ 51,48 miliar. Nilai ekspor tersebut sudah melewati pencapaian keseluruhan 2021 yang mencapai US$ 51,09 miliar.

Khusus untuk Oktober 2022 saja, surplus terbesar Indonesia disumbang oleh ekspor barang-barang seperti bahan bakar mineral US$ 1,59 miliar, besi dan baja US$ 1,45 miliar, serta lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar US$ 913,6 juta.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gelombang Panas di Beijing, Pemerintah Keluarkan Peringatan