Amman Mineral Dicecar DPR Soal Isu Kecelakaan Kerja

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 10/11/2022 20:20 WIB
Foto: Tambang Batu Hijau, Sumbawa/Dok Amman Mineral, Detik

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi VII DPR RI, yang berwenang mengawasi sektor energi dan pertambangan, mencecar persoalan kecelakaan kerja yang menimpa pekerja subkontraktor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), PT Vector.

Anggota Komisi VII DPR Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menilai apa yang dipaparkan direksi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) terkait kecelakaan kerja kurang lengkap. Pasalnya, masih ada beberapa insiden kecelakaan lain seperti yang terjadi pada subkontraktor PT Vector.

Menurut Adian, kecelakaan kerja yang terjadi pada subkontraktor PT Vector pada Februari lalu seharusnya juga menjadi perhatian perusahaan. Pasalnya, hal tersebut masih menjadi bagian dari tanggung jawab PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).


"Kalau gak salah itu bulan Februari 2022, jadi baru ini kejadian di PT Vector," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR bersama Direksi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Kamis (10/11/2022).

Adian menyebut, dari hasil penyelidikan di lapangan, kecelakaan terjadi karena alat yang digunakan tidak memenuhi Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Oleh sebab itu, hal ini seharusnya menjadi perhatian Amman Mineral.

Adapun kecelakaan tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia, dan beberapa orang mengalami luka berat dan luka ringan.

"Hasil investigasinya bahwa pembuatan fabrikasi K3 yang mudah terbakar itu satu kasus yang menurut saya penting," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau menyadari bahwa insiden kecelakaan kerja yang terjadi melibatkan salah satu kontraktor perusahaan. Meski begitu, dia tidak memasukkan kasus tersebut di bahan paparan.

"Izin tidak kami laporkan dan memang tidak kami masukkan dalam statistik kami, karena dalam peraturan di Minerba (Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM), kejadian di luar wilayah pertambangan dalam hal ini wilayah kerja properti pribadi yang dikontrak oleh perusahaan di luar wilayah kami," tutur Rachmat.

Sebelumnya, dalam paparan RDP bersama Komisi VII, Rachmat menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja di lokasi pertambangan milik perusahaan. Sejatinya, tragedi kecelakaan yang menewaskan karyawan itu menjadi pukulan keras bagi manajemen.

Rachmat Makkasau menjelaskan secara rinci kronologi terjadinya kecelakaan kerja pada tahun lalu.

"Memang benar ada terjadi insiden yang mengakibatkan kematian salah satu karyawan kami, yang terjadi pada hari Jumat tanggal 23 April pada tahun 2021," ucapnya.

Secara rinci, Rachmat menceritakan kecelakaan yang dialami oleh karyawan dengan inisial AH sebagai operator Haul Truck (Caterpillar HT793C). Saat itu truk tanpa muatan tersebut menuju loading point Shovel #6 elevasi 60 mRL dari elevasi 540 mRL untuk mengambil muatan.

Namun peristiwa nahas terjadi pada elevasi 105 mRL ketika truk yang dikendarainya mendahului kendaraan lain di sisi kiri. Truk yang dikendarai AH kehilangan kendali dan melewati tanggul hingga terjatuh pada elevasi 60 mRL.

"Truk yang di depan melihat ada truk yang dari belakang cukup kencang, sehingga dia berhenti. Nah pada saat dia melewati truk tersebut kelihatannya ada terjadi hilang kontrol, pada saat itu sehingga dia menabrak dinding penghalang berm," jelasnya.

Terjadinya kecelakaan tersebut, kata Rachmat, dimungkinkan karena tidak terlaksananya komunikasi dua arah pada aktivitas mendahului. Akibatnya, kendaraan kehilangan kendali dan meluncur menuju tanggul pengaman.

Selain itu analisis menunjukkan bahwa terdapat gangguan non teknis pada saat mengemudi. Kemudian terdapat kurangnya rambu batas kecepatan dan larangan mendahului pada ramp selatan pit.

Oleh karena itu, atas terjadinya tragedi ini, tindakan perbaikan yang dilakukan oleh AMNT dengan melakukan refreshment safety training terhadap operator haul truck. Kemudian melakukan evaluasi dan perbaikan tanggul di jalan tambang. Selain itu, penambahan rambu-rambu juga dilakukan untuk keselamatan di jalan tambang.

"Melihat kembali struktur organisasi sehingga memperbanyak pengawasan di lapangan, itu sudah kita lakukan juga. Kita memastikan pejabat operasional pastikan operasi di lapangan," ujarnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Tembaga Kembali Cetak Rekor, Dunia Masuki Supercyle Baru