RI Negara Kaya Raya, Luhut: Banyak Orang Gak Ngerti!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 November 2022 17:15
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan Saat Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) di Bali, Senin (17/10/2022). (Tangkapan layar via Youtube Kementerian BUMN)
Foto: Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan Saat Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) di Bali, Senin (17/10/2022). (Tangkapan layar via Youtube Kementerian BUMN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, memamerkan kekayaan yang dimiliki Indonesia di Seminar Internasional di Bali, yang dihadiri oleh mantan PM Selandia Baru periode 1999-2008 Helen Clark.

Dalam sambutannya tersebut, Luhut menjelaskan bahwa Indonesia negara kepulauan terbesar, yang memiliki 17.500 pulau menyimpan kekayaan yang tidak bisa dimiliki oleh negara lain.

"Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar. Kita ini sangat kaya. Beberapa orang mungkin tidak mengerti bahwa kita sangat kaya," jelas Luhut di dalam Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan di Bali, Rabu (9/11/2022).



Selain itu, Luhut juga memamerkan bahwa, Indonesia merupakan negara terbesar kedua yang memiliki cadangan tembaga ratusan kilo ton, dengan yang berada di 6 lokasi di wilayah Indonesia.

Tak kalah penting, kata Luhut, Indonesia juga memiliki potensi energi terbarukan mencapai 437 Gigawatt. "Ini salah satu yang penting hari ini," ujarnya.

Dengan perkembangan perekonomian saat ini, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2022 yang mencapai 5,72% (year on year/yoy), dengan tingkat inflasi terjaga pada kisaran 5,7% (yoy).

Kondisi ekonomi makro Indonesia saat ini, kata Luhut terpantau lebih baik dibandingkan negara lain. Oleh karena itu, dengan semua potensi yang dimiliki Indonesia saat ini, Luhut optimistis, Indonesia bisa menjadi negara maju lebih cepat.

"Kami memiliki mimpi, Indonesia pada tahun 2045 menjadi negara berpenghasilan tinggi.... Pendapatan per kapita kita saat ini sekitar US$ 2.000 dan kami bermimpi pada 2030 dapat tumbuh sebesar US$ 10.000," jelas Luhut.



Seminar internasional yang diselenggarakan oleh LPS, selain Luhut dan Helen Clark, juga dihadiri delegasi dari 25 negara antara lain dari kawasan Asia, Eropa dan Afrika di antaranya, Swedia, Georgia, Albania, Jepang, Korea Selatan dan Ghana.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parkir Pesawat di Bandara Bali Penuh, G20 Gimana Pak Luhut?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular