
Pesawat Baling-baling Tak Bebas Keluar Masuk Selama KTT G20

Badung, CNBC Indonesia - PT Angkasa Pura I (Persero) membatasi pergerakan pesawat propeller atau baling-baling di Bandara I Gusti Ngurah Rai, selama perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20).
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengungkapkan pihaknya telah melakukan pembatasan pergerakan pesawat propeller berukuran kecil guna menjaga lalu lintas udara di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang akan menerima tamu negara selama KTT G20.
"Iya memang. Jadi kita kurangi yang propeller dari kota-kota kecil. Jadi kalau mau ke sini jangan pakai itu," kata Faik kepada CNBC Indonesia, Selasa malam (8/11/2022).
Faik mengatakan pembatasan ini tidak akan menganggu jadwal pesawat komersial yang masuk dan keluar dari Bali. Dari data AP I, pergerakan pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai mencapai 233 pergerakan (take off dan landing) per hari. Jumlah rata-rata penumpang bisa mencapai 42.000 per hari.
AP I memastikan pergerakan regular ini tidak akan terganggu selama pelayanan untuk tamu KTT G20.
Rencananya, menurut Faik, tamu kepala negara dan presiden hingga menteri akan mulai berdatangan pada 13-14 November 2022. Dia mengungkapkan ada sekitar 39 kepala negara G20, non-G20 dan tokoh penting yang akan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Faik mengatakan beberapa pesawat kepala negara akan melakukan inap (Remain Over Night/RON) di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Beberapa lainnya, kata Faik, akan melakukan RON di bandara AP I lainnya.
Soal skenario keamanan, dia menegaskan AP I telah menyiapkan hal tersebut.
"Kita sudah membuat simulasi, jadi simulasi amit-amit kecelakaan pesawat, simulasi gangguan keamanan teroris, termasuk juga bencana alam, tsunami dan sebagainya," ungkapnya.
"Skenario yang kita siapkan kondisi normal dan kondisi terjadi gangguan sudah kita siapkan," tegas Faik.
(haa/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bandara Bali Penuh, Pesawat Delegasi G20 Parkir di Luar Pulau
