Bukan Main-Main Gelombang PHK Merembet ke Jateng, Ribuan Kena

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
09 November 2022 09:50
Suasana sepi pabrik garmen PT. Fotexco Busana International, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)
Foto: Suasana sepi pabrik garmen PT. Fotexco Busana International, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak industri padat karya di Jawa Barat sudah melaporkan PHK massal akibat pasar ekspor yang lemah. Kini, ada laporan industri padat karya di Jawa Tengah juga mulai ada laporan merumahkan dan PHK ribuan pekerjanya karena sepi order.

Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengungkapkan, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kini mulai mengancam pekerja di Jawa Tengah.

Sebelumnya, laporan PHK massal ramai dilaporkan terjadi di wilayah Jawa Barat. Melanda puluhan ribu karyawan di industri padat karya, mulai dari pabrik alas kaki sampai tekstil dan produk tekstil (TPT), termasuk garmen (pakaian jadi).

"Data yang resmi masuk ke Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan di daerah) masih dari Jawa Barat. Tapi info dari perusahaan yang lain di Jawa Tengah juga sudah ada yang PHK," kata Redma kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (9/11).

"Belum ada laporan secara resmi, tapi info dari teman-teman di sana, sudah mencapai 20 ribu yang dirumahkan," tambah Redma.

Dari laporan tersebut, dia menjelaskan, untuk industri hulur tekstil masih baru hanya merumahkan karyawan.

"Kalau hilir sepertinya sudah ada PHK," ujarnya.

Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Aloysius Budi Santoso sebelumnya mengatakan pihaknya mencatat hingga akhir Oktober 2022, sudah ada 79.316 buruh di sektor padat karya jadi korban PHK.

Bahkan, angka tersebut belum termasuk jumlah buruh yang jadi korban PHK di industri alas kaki nasional yang dilaporkan juga mengalami penurunan permintaan ekspor 40%-50%.

"Per akhir Oktober 2022 sudah ada 79.316 orang dari 127 perusahaan. Sifatnya ada yang memang PHK, ada yang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tidak diteruskan. Ada juga yang memang karena pabrik pada akhirnya tutup produksi," kata Aloysius.

Menurut Aloysius, PHK atau pengurangan karyawan terjadi paling banyak di Jawa Barat.

"Untuk 3 besar daerah dengan jumlah PHK maupun PKWT tidak diteruskan itu adalah Bogor, Sukabumi, dan Subang. Kalau yang pabriknya banyak tutup produksi itu di Bogor dan Purwakarta. Ini daerah-daerah dengan jumlah terbesar dari kasus yang masuk sampai saat ini," lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengonfirmasi, setidaknya ada 10.765 orang yang kena PHK per September 2022.

"Kalau kita lihat kasus PHK pada 2019- September 2022, PHK yang paling tinggi di 2020, ketika mengalami pertama kali pandemi. Dan ini data per September yang di-input mencapai 10.765 orang," kata Ida Fauziyah, saat Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11/2022).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mirip RI, Potret Badai PHK 'Terjang' Vietnam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular