Pengusaha Tekstil Nangis Darah PHK, Pemerintah Siapkan Ini
Foto: Suasana sepi pabrik garmen PT. Fotexco Busana International, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menanggapi soal kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri padat karya terutama tekstil dan garmen. Pemerintah menyiapkan langkah, agar bisa meringankan dampak tekanan industri efek dari lesunya permintaan global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan, industri tekstil dan produk tekstil tetap tumbuh tapi memang ada perlambatan, yang tumbuhnya sekarang 8%, menurut Agus kondisi ini cukup sehat.
"Kalau PHK sebetulnya secara umum berdasarkan rilis BPS penyerapan naik 400 ribu di sektor tekstil, akibat perkembangan global market Eropa dan Amerika," kata Agus dalam paparan ke media, Senin (7/11/22).
Ia mengatakan ada beberapa langkah agar melindungi industri tekstil antara lain larangan terbatas (lartas) untuk produk impor pada sektor ini agar ada penyeimbang antara sektor hulu dan hilir.
"Lartas itu bisa menjadi senjata kita, instrumen kita, kita melihat bahwa di sektor tekstil ini harus ada harmonisasi hulu intermediate hilir, harus tepat mengambil kebijakan, jangan sampai lartas di hulunya mempengaruhi kinerja hilir dan intemediate. Lartas ini jadi salah satu opsi kita agar sektor-sektor pelambatan dan negatif bisa terjaga," katanya.
Selain itu salah satu cara untuk menjaga keberlangsungan industri melambat adalah restrukturisasi kredit perbankan yang akan dibicarakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Antisipasi relokasi industri, kebijakan kami sudah ada jelas pemerataan, kawasan industri di dalam RPJMN hampir 80% yang akan dibangun itu semuanya di luar jawa, upaya pemerintah untuk melakukan pemerataan," katanya.
[Gambas:Video CNBC]
Bocoran Pengusaha Soal PHK Massal, Ini yang Terjadi!
(hoi/hoi)
