Viral Transaksi Jutaan Rupiah di Gojek, Ini Kata Pengamat

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
04 November 2022 18:45
Gojek
Foto: dok Gojek

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren viral netizen yang mengunggah bukti transaksi di aplikasi Gojek dengan angka yang cukup fantastis banyak disorot berbagai pihak.

Salah satunya adalah selebriti Amanda Monopo yang mengunggah bukti total transaksi pengeluaran di aplikasi Gojek dengan total pengeluaran sebesar Rp 253,774 juta untuk periode transaksi mulai 2 November 2021 sampai 2 November 2022.

CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya mengatakan bahwa hal tersebut malah menjadi bukti bahwa PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sudah menjadi bagian dari ekosistem keseharian masyarakat, apalagi di kota Tier 1 seperti ibu kota Jakarta.

"Mereka menyadari bahwa layanan dari ekosistem GOTO sudah menjadi bagian dari keseharian sehingga mencatatkan transaksi rata-rata yang tinggi," ujarnya, dikutip Jumat (4/11/2022).

Apa yang tercermin dari media sosial dikatakan Bernard hanya menjadi representasi masyarakat konsumen di kota-kota besar. Ini karena penetrasinya yang belum terlalu tinggi di luar kota besar.

Pun demikian, menurutnya kota tier-2 dan seterusnya dapat menjadi ruang ekspansi serta pertumbuhan GOTO di masa mendatang, apalagi dengan adanya pemerataan akses digital ke seluruh daerah di Indonesia. Artinya, transaksi dengan nilai tinggi di ekosistem GOTO juga bisa terjadi di kota lain.

Sementara itu, Associate Director of Research Pilarmas Investindo, Maximilianus Nicodemus, mengatakan tingginya transaksi individu di aplikasi Gojek dan platform ekosistem GOTO lainnya seolah mengkonfirmasi riset yang dilakukan RedSeer sebagaimana dipublikasi saat GOTO melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO).

"Bahwa secara total, layanan GOTO mencakup duapertiga dari seluruh total pengeluaran masyarakat," terang Nico, dalam kesempatan terpisah.

Nico menambahkan, hal ini didukung dengan GOTO yang tidak hanya membangun ekosistem, tapi juga User Experience (UE). Untuk itu, banyak masyarakat yang cukup bergantung kepada aplikasi tersebut.

"Dan peningkatan user terus menerus terjadi, apalagi potensi peluang ekonomi digital sangat besar. Ini merupakan pasar bagi GOTO yang ekosistem besar dan tingkat engagement tinggi. GOTO sudah jadi kebutuhan dan bukan keinginan," imbuhnya.

Screensot Amanda Manoppo, sumber foto: istimewaFoto: Screensot Amanda Manoppo, sumber foto: istimewa

Nico, sapaan akrabnya, menilai banyak layanan GOTO memang sudah menjadi bagian dari kebutuhan keseharian masyarakat. Tercermin juga dari kinerja keuangan GOTO sampai dengan semester-I 2022.

Pendapatan kotor GOTO naik 49% year on year mencapai Rp 10,7 triliun di semester I-2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,19 triliun (proforma). Pendapatan bersih GOTO tercatat Rp 3,39 triliun, melesat 73% dari semester I-2021 senilai Rp 1,96 triliun.

Adapun dari sisi Gross Transaction Value (GTV) secara kuartalan, khusus pada kuartal kedua tahun 2022 tercatat GTV GOTO mencapai sebesar Rp 150,5 triliun atau melampaui target yang dicanangkan secara kuartalan berkisar antara Rp 142 triliun - Rp 150 triliun.

"Kita cukup bergantung kepada aplikasi tersebut. Dan peningkatan user terus menerus terjadi, apalagi potensi peluang ekonomi digital sangat besar. Ini merupakan pasar bagi GOTO yang ekosistem besar dan tingkat engagement tinggi. GOTO sudah jadi kebutuhan dan bukan keinginan," Nico menegaskan

Menurut Nico, dalam jangka menengah dan panjang, GOTO dinilai bukan hanya akan ditopang fundamental bisnis eksisting tetapi juga inovasi bisnis lainnya, salah satunya masuk dalam ekosistem kendaraan listrik. Terutama sepeda motor.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Waduh! GOTO PHK 600 Karyawan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular