Bank Dunia Bongkar Rahasia Di Balik Kekuatan Ekspor RI

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
03 November 2022 18:25
Sejumlah truk bongkar muat melintas di kawasan Tj Priok, Jakarta, Jumat, 11/6. Praktik pungutan liar (pungli) hingga saat ini masih merajalela di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Seperti pengakuan beberapa supir kepada Presiden Joko Widodo, Kamis (11/6/2021), saat kunjungan ke pelabuhan utama Indonesia ini kemarin.
Para pekerja kerah biru ini mengeluhkan, bukan terkait masalah beratnya pekerjaan yang digelutinya, melainkan aksi premanisme juga pungutan liar yang kerap terjadi. Dia berharap, pihak aparat bisa lebih memperketat pengamanan area pelabuhan. Selain itu, pihaknya juga berharap ada transparansi biaya pelabuhan untuk semua aktivitas.

Dari dialog yang dilakukan supir truk dengan Presiden Joko Widodo kemarin, praktik premanisme terjadi saat keadaan jalan sedang macet di mana preman naik ke atas truk, lalu menodongkan celurit kepada supir untuk dimintai uang.

Adapun pungli terjadi di sejumlah depo. Pengemudi truk dimintai uang Rp 5.000 - Rp 15.000 supaya bongkar muat bisa lebih dipercepat pengerjaannya. Jika tidak dibayar, maka pengerjaan bongkar muat akan diperlambat. Hal ini terjadi di Depo PT Greating Fortune Container dan PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta. 
Pantauan CNBC Indonesia dilapangan saat di kawasan JICT tampak jarang hampir tak terlihat himbauan banner stop pungli diarea tempat keluarnya truk.

Suasana dipinggir jalan kawasan Tj Priok arah Cilincing juga tak terlihat para kenek parkir di pinggir jalan semenjak ramenya kasus pungli.
Foto: Suasana Tanjung Priok, Jakarta Utara (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Senior Bank Dunia Csilla Lakatos menilai bahwa alur perdagangan Indonesia mulai kembali seperti sebelum pandemi COVID-19. Hal ini didorong oleh ekspor Indonesia yang dianggap cukup mampu bertahan dari guncangan pandemi dan pulih lebih cepat.

"Secara menyeluruh ekspor barang dan jasa itu berkontraksi 8,1% pada 2020, jika dibandingkan dengan impor berkontraksi 2 kali lipat yaitu 17%, namun pemulihannya cukup tinggi pada 2021," katanya dalam kegiatan Webinar Indonesia Development Talk yang mengangkat topik "Foreign Direct Investment, and Indonesia's Productivity and Exports" Kamis (3/11/2022).

Csilla mengungkapkan kemampuan ekspor Indonesia untuk pulih lebih cepat terbukti dengan pertumbuhan hingga 24% pada 2021. Ini melebihi nilai ekspor global yang hanya tumbuh sekitar 10%.

"Jadi tahun ini kita mengharapkan pertumbuhan akan tetap kuat dan signifikan di atas rata-rata global. Saya pikir ada berita baik di sini ya," terangnya.

Berdasarkan hasil risetnya, kemampuan ekspor Indonesia untuk pulih dengan cepat didorong oleh perusahaan Global Value Chains (GVC) atau rantai nilai global yang berkontribusi terhadap ketahanan ekspor.

"Analisis menunjukkan perusahaan GVC Indonesia dalam transaksi impor dan ekspornya lebih bisa pulih cepat daripada non GVC. Dan ini telah berkontribusi terhadap ketahanan ekspor secara menyeluruh," paparnya.

Menurutnya, pandemic Covid-19 telah membuat para pembuat kebijakan untuk menyoroti pandangan terkait rantai pasok untuk mencapai ketahanan yang lebih kuat akan adanya guncangan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi China Sembuh, RI Bisa Ketiban 'Durian Runtuh' Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular