
Sri Mulyani: Defisit APBN 2022 Tak Sampai 3,9% PDB

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit APBN 2022 diperkirakan akan lebih rendah dari yang ditargetkan sebesar 3,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita akan perkirakan akan lebih rendah dari 3,9%, sehingga ini menjadi bekal yang baik dan tepat untuk memasuki tahun 2023," jelas Sri Mulyani dalam konferensi KSSK, Kamis (3/11/2022).
Sri Mulyani menjelaskan, defisit APBN yang diperkirakan lebih rendah dari 3,9% dari PDB tersebut dimungkinkan karena perkembangan positif APBN pada tahun ini.
Di mana kinerja APBN hingga Oktober 2022 juga diperkirakan masih akan mengalami surplus.
Adapun, hingga akhir September 2022, APBN mencatatkan keseimbangan primer surplus sebesar Rp 339,4 triliun. Hal itu karena pendapatan negara dan hibah yang mencapai Rp 1.974,7 triliun dan belanja negara yang mencapai Rp 1.913,9 triliun.
Sri Mulyani menjelaskan, realisasi penerimaan negara yang mencapai Rp 1.974,7 triliun hingga September 2022 tersebut tumbuh 45,7% jika dibandingkan realisasi September 2021.
"Berharap momentum terjaga, meskipun mewaspadai. Waspada itu akan terus kita lihat, terutama pengaruhnya dari sisi pertumbuhan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," jelas Sri Mulyani.
Keseimbangan primer yang tetap terjaga, dinilai berkat pengelolaan fiskal yang inklusif dan prudent, di tengah kondisi suku bunga meningkat dan nilai tukar melemah, sehingga mendorong penurunan kebutuhan pembiayaan.
Sri Mulyani bilang, kewaspadaan dan mitigasi melalui disiplin fiskal menjadi modal penting dalam menjaga APBN, sebagai shock absorber, agar tetap sehat dan kokoh dalam menghadapi ancaman dan risiko global yang berkepanjangan saat ini.
"Kami masih akan lihat defisit secara keseluruhan di dalam Perpres 98/2022, sudah pasti turun dari yang ada di dalam Perpres (mencapai 4,5% dari PDB)," jelas Sri Mulyani.
(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs