Pertamina Beberkan Inisiatif Demi Perkuat Aspek ESG
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) berhasil menerapkan aspek environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dari hulu, pengolahan, hingga hilir. Aspek ESG Pertamina ini diterjemahkan dalam 10 fokus keberlanjutan dan 16 inisiatif yang sejalan dengan Program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability Development Goals/SDGs).
"Di usia jelang 65 tahun, kami berkomitmen untuk menjalankan bisnis berkelanjutan karena didorong oleh kesadaran untuk tidak mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka," ujar Pjs. Vice President Corporate Communication Pertamina Heppy Wulansari dalam keterangan tertulis, Kamis (3/11/2022).
Pertama di bidang lingkungan, Pertamina mendukung pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) dengan mengembangkan peta jalan yang meliputi dua pilar, yakni dekarbonisasi aset dan pembangunan bisnis hijau. Selain itu tiga enabler, yaitu pelaporan dan penghitungan karbon, penguatan kapabilitas dan organisasi, dan keterikatan pemangku kepentingan.
"Sejalan dengan itu, Pertamina juga menjalankan delapan inisiatif transisi energi dalam rangka memproduksi energi baru terbarukan," kata dia.
Melalui berbagai inisiatif tersebut, Pertamina menargetkan pengurangan emisi sebesar 30% pada 2030. Adapun menurut Heppy, proses pencapaian target mulai dirasakan dengan menurunnya emisi selama kurun waktu 2010-2021. Proses pencapaian target pun mulai dirasakan dengan menurunnya emisi sebesar 7.4 Juta Ton CO2 Equivalent (MmtCO2E)'.
Dia menjelaskan, hasil tersebut diperoleh dari upaya efisiensi energi di lini bisnis hulu dan pengolahan yang memanfaatkan kembali panas dari limbah dan inisiatif lain dari aktivitas geothermal. Di samping itu, pemanfaatan flare gas untuk penggunaan sendiri dan suplai gas bagi konsumen di sektor hulu dan pengolahan.
Kemudian gasifikasi bahan bakar, komersialisasi pelepasan CO2 kepada konsumen sektor hulu, dan optimalisasi aktivitas geothermal.
"Kami melibatkan mitra nasional dan internasional untuk mengeksplorasi kemitraan dalam rangka mendukung program dekarbonisasi dan mempercepat pertumbuhan EBT," kata Heppy.
Kemudian di bidang sosial, Pertamina mengembangkan Program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan pilar Pertamina Green untuk mendukung pelestarian lingkungan, salah satunya melalui program biodiversity. Melalui program keanekaragaman hayati, Pertamina menanam lebih dari 4,1 juta pohon dan konservasi 95 jenis tumbuhan, sedangkan untuk fauna terdapat 261 jenis Hewan dengan total lebih dari 800 ribu yang dikonservasi.
Selain itu, Pertamina melakukan pembinaan kepada UMKM Binaan melalui SMEXPO agar UMKM lebih cepat bangkit dari pandemi. Kemudian, sejak 2019 Pertamina melakukan program affirmative recruitment bagi penyandang disabilitas.
"Bersama BUMN lainnya, Pertamina menjangkau kelompok jaringan penyandang disabilitas untuk menginformasikan peluang yang ada di Pertamina Group, membentuk komunitas pekerja perempuan Srikandi dengan empat program utama, keberlanjutan, pembangunan, kesejahteraan, serta kemitraan dan komunikasi," terang dia.
"Dari sisi sosial, Pertamina juga berkomitmen untuk mendukung perlindungan dan penghormatan Hak Asasi Manusia dalam setiap kegiatan usaha," tutur Heppy.
Dalam hal tata kelola, tambahnya, Pertamina telah memperoleh sertifikasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) untuk lingkup korporasi. Sertifikasi tersebut menjadi salah satu bukti Pertamina sebagai Holding BUMN migas telah menerapkan sistem manajemen anti penyuapan di seluruh proses bisnisnya.
Heppy menjelaskan, penerapan SMAP menjadi upaya memperkuat tata kelola bisnis bersih dan transparan, sejalan dengan komitmen pada pengelolaan ESG serta SDGs. Di mana hingga 31 Desember 2021, tercatat ada 19 entitas Pertamina Grup telah mengimplementasikan ISO 37000:2016.
"Dalam hubungan dengan pemasok, Pertamina juga menyertakan beberapa klausul terkait antikorupsi dalam proses registrasi pemasok sebagai bagian dari due diligence," ungkap dia.
Sementara itu, sejak Oktober 2022 rating ESG Pertamina mencapai skor 22.1. Lembaga ESG Rating Sustainalytics menilai Pertamina berada pada tingkat risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG.
Peringkat Risiko ESG tersebut juga menempatkan Pertamina berada di peringkat dua secara global dalam sub-industri Integrated Oil and Gas. Posisi ini melonjak tinggi dari peringkat nomor 8 dari 54 perusahaan yang sama pada 2021.
"Komitmen keberlanjutan yang kuat ini mengantarkan kami dapat bersaing dengan perusahaan energi global lainnya," tandas Heppy.
(rah/rah)