PLN Bakal Serap Listrik dari TPPAS Legok Nangka di Bandung

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
03 November 2022 09:28
PLN
Foto: Dok PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menandatangani nota kesepahaman tentang Penyediaan Tenaga Listrik dari Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka. PLN akan mendukung upaya pemanfaatan sampah menjadi energi hijau melalui penyerapan listrik dari TPPAS Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung.

Kesepakatan yang ditandatangani Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (1/11) lalu ini bertujuan mendukung upaya pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060.

Darmawan mengatakan kerja sama dengan Jawa Barat mengarah pada peningkatan pelayanan pengolahan dan pemrosesan akhir sampah di TPPAS.

"Jadi, dalam menjalankan transisi energi agar bumi tidak lagi memanas PLN tidak bisa melakukan menjalankan tugas ini dalam suasana sendirian. Kita harus menghadapi tugas berat ini dalam suasana kolaborasi," ujar Darmawan dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (3/11/2022).

Dia mengharapkan kerja sama ini bisa menjadi inspirasi bagi semua daerah untuk lebih peduli pada lingkungan. Dengan begitu, semakin banyak daerah di Indonesia yang sadar untuk menciptakan lingkungan bersih.

"Jadi, ini suatu kolaborasi sebagai contoh bagaimana kita bisa dalam skala besar bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional," kata Darmawan.

Menurut dia, PLN juga tengah menjajaki kesepakatan perjanjian jual beli listrik dengan pengembang yang ditunjuk oleh Pemprov Jabar. Dalam memanfaatkan sampah sebagai energi, PLN akan mendapatkan penugasan dari Kementerian ESDM untuk menyerap listrik dengan tarif sesuai perundang-undangan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengapresiasi upaya PLN yang membuat gebrakan besar lewat EBT. Jika komitmen tersebut dijalankan dengan konsisten, dia optimistis Indonesia bisa memiliki sumber listrik yang berasal dari EBT pada 2060.

"Saya mengapresiasi Darmawan Prasodjo yang memahami bahwa memang sudah saatnya pelan-pelan kita bertransisi. Sampai nanti suatu hari di 2050-2060-an kita bisa punya listrik dengan sumber dari full energi terbarukan," kata pria yang kerap disapa Kang Emil ini.

Dia menjelaskan, Pemprov Jawa Barat sedang mengerjakan TPPAS Legok Nangka dengan menggandeng perusahaan asal Jepang. Sebagai implementasi dari kerja sama ini, PLN akan memasok dan mendistribusikan listrik dari pengolahan sampah tersebut.

Adanya TPPAS Legok Nangka menjadi solusi dalam penanganan sampah di wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut.

"Harapannya, tidak ada lagi pengelolaan sampah yang sifatnya konvensional dan perilaku-perilaku buruk membuang sampah ke sungai, membakar sampah yang membuat polusi. Kebiasaan-kebiasaan itu harus sudah mulai ditinggalkan," lanjut dia.

Lebih lanjut, PLN juga berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Migas Utama Jabar (Perseroda) untuk mendorong transisi energi. Langkah ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara kedua belah pihak.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis Hartanto Wibowo mengatakan, transisi untuk menuju energi bersih tak bisa dilakukan sendiri oleh PLN sendiri. Menurutnya, perlu kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

"PLN mengajak berbagai stakeholders untuk mendorong transisi menuju energi bersih. Dengan kolaborasi, maka transisi energi bisa cepat terwujud," katanya.

Lewat kerja sama ini, PLN dan PT Migas Utama Jabar akan melakukan pengembangan infrastruktur kendaraan listrik dalam rangka mendukung program pengurangan emisi. Kemudian, keduanya akan melakukan pengembangan sumber EBT dalam upaya meningkatkan produktivitas demi mendukung ketahanan dan keandalan energi, serta mengoptimalkan sumber daya bersama untuk menghasilkan pendapatan dari non kelistrikan.

"Potensi EBT di Jawa Barat cukup besar. Namun, belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi EBT tercatat 170,4 gigawatt (GW) yang berasal dari angin, matahari, air, biomassa, dan lainnya. Sementara, yang sudah termanfaatkan sekitar 3,4 GW atau sekitar 2%," ungkap Hartanto.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Sampai 2060, PLN Butuh US$600 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular