Biden 'Semprot' Perusahaan Migas, Ancam Terapkan Pajak Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuduh perusahaan minyak dan gas (migas) telah mengambil keuntungan dari perang antara Rusia dan Ukraina. Ia bahkan membuka kemungkinan mengenakan pajak tak terduga jika mereka tidak meningkatkan produksi dalam negeri.
Biden mengkritik para perusahaan minyak besar karena membuat rekor keuntungan sementara menolak untuk membantu menurunkan harga bensin untuk rakyat Amerika.
Dalam kesempatan itu, Biden juga menyatakan telah berdiskusi dengan kongres terkait kemungkinan penarikan pajak lanjutan kepada perusahaan yang enggan menurunkan harga.
"Tim saya akan bekerja dengan Kongres untuk melihat opsi-opsi ini yang tersedia bagi kami dan orang lain," kata Biden, dikutip dari Associated Press, Rabu (2/11/2022).
"Sudah waktunya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk menghentikan pencatutan perang, memenuhi tanggung jawab mereka di negara ini."
Biden membidik satu perusahaan, ExxonMobil, yang melaporkan pendapatan US$ 19,7 miliar (Rp 308 triliun) pada kuartal ketiga saja di 2022. Ia mengecam perusahaan yang berkantor pusat di Texas itu karena menggunakan keuntungan itu untuk memberi dividen yang besar dan pembelian kembali saham tetapi gagal untuk berinvestasi dalam peningkatan produksi yang akan menguntungkan konsumen di pompa.
Perusahaan minyak lainnya, Chevron, memiliki laba US$ 11,23 miliar (Rp 175 triliun) pada kuartal ketiga, hampir mencapai rekor laba yang dicapainya pada kuartal sebelumnya.
Selama dua kuartal terakhir, ExxonMobil, Chevron, Shell, BP, ConocoPhillips, dan TotalEnergy memperoleh laba lebih dari US$ 100 miliar (Rp 1.500 triliun). Ini diakibatkan perang Rusia dan Ukraina yang mengerek harga minyak hingga menembus level US$ 100 dollar per barrel.
"Rekor keuntungan saat ini bukan karena melakukan sesuatu yang baru atau inovatif. Keuntungan mereka adalah rejeki nomplok perang, rejeki nomplok untuk konflik brutal yang melanda Ukraina dan melukai puluhan juta orang di seluruh dunia," tambahnya.
(luc/luc)