Listrik Ukraina Lumpuh, Krisis Kemanusiaan di Depan Mata
Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina berada dalam ancaman krisis kemanusiaan pada musim dingin mendatang. Ini diakibatkan serangan Rusia ke instalasi pembangkit negara itu yang menimbulkan krisis pasokan energi.
Kepala Eksekutif perusahaan energi negara Ukrenergo, Volodymyr Kudrytskyi, mengatakan 'hampir semua' pembangkit listrik non-nuklir besar di negara itu telah terkena serangan Moskow. Selain itu, 30% gardu listrik juga hancur.
Menggambarkan posisinya sebagai kritis, bos energi itu mengatakan Ukraina telah meminta negara-negara barat untuk suku cadang yang sangat dibutuhkan pada pekan lalu. Ia juga berulang kali menyerukan lebih banyak sistem pertahanan rudal untuk membantu mencegah serangan yang merusak.
"Ini adalah serangan rudal terbesar pada infrastruktur listrik dalam sejarah. Karena itu, dampaknya sangat besar. Sayangnya situasinya kritis. Mereka berusaha secara khusus menghancurkan sistem tenaga Ukraina, dan ini memasok puluhan juta penduduk," katanya kepada The Guardian, Selasa (1/11/2022).
"Jika serangan Rusia berlanjut, pemadaman listrik di Ukraina akan menjadi lebih lama dan lebih lama. Jelas jauh lebih mudah untuk meluncurkan rudal daripada memulihkan gardu induk."
Kudrytskyi menambahkan bahwa defisit pasokan energi ini akan menjadi bencana saat Ukraina memasuki musim dingin. Pasalnya, warga akan terancam secara fisik dengan tidak adanya pemanas ruangan selama musim dingin berlangsung.
"Jika pelanggan akan menghabiskan terlalu banyak waktu tanpa listrik, dan jika sistem pemanas tidak memiliki koneksi ke listrik, itu akan menciptakan masalah sosial kemanusiaan yang besar," tambahnya.
Rusia sendiri terus mengintensifkan serangannya ke beberapa wilayah Ukraina di luar zona pertempuran di Timur dan Selatan. Salah satunya adalah di ibu kota Kyiv, dimana Moskow melumpuhkan pasokan listrik dan air di wilayah itu.
Rangkaian serangan ini terjadi sesaat setelah Jembatan Selat Kerch yang menghubungkan Krimea dan daratan Rusia diledakkan beberapa pekan lalu. Selain itu, terjadi juga sebuah serangan drone yang menargetkan Armada Laut Hitam Rusia yang berada di kota terbesar Krimea, Sevastopol.
Krimea sendiri merupakan wilayah Ukraina yang dianeksasi Moskow pada 2014 lalu. Wilayah ini digunakan untuk menyokong logistik tentara yang ditugaskan Presiden Vladimir Putin dalam menguasai wilayah Selatan Ukraina.
Putin sebelumnya berjanji akan terus melindungi setiap wilayah yang dicaplok di Ukraina. Ia bahkan sempat mengindikasikan adanya peluncuran kekuatan nuklir di negara itu dengan memberikan pengandaian bahwa Amerika Serikat (AS) telah melakukan hal serupa di Hiroshima dan Nagasaki.
(luc/luc)