Ekonom Bicara Laju Ekonomi China, Cerah atau Suram Nih?
Jakarta, CNBC Indonesia - China diperkirakan segera melalui pemulihan ekonomi setelah Covid-19. Namun, pertumbuhan jangka panjang tetap menjadi tantangan ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Analis CCB International Securities, Mark Jolley, mengatakan bahwa tren deglobalisasi akan menjadi katalis yang melemahkan Beijing dalam membangun ekonominya. Ini ditandai gesekan perdagangan antara negara itu dengan Amerika Serikat (AS).
"China telah mencapai tingkat perkembangannya di mana banyak pasar negara berkembang biasanya mengalami kesulitan," katanya dikutip CNBC International, Selasa, (1/11/2022).
Jolley menambahkan bahwa Beijing juga harus mengelola sektor real estate yang bermasalah. Diketahui, beberapa raksasa properti negara itu telah tumbang karena kewajiban yang begitu tinggi seperti kasus Evergrande.
"Di masa lalu, China telah meluncur saat semua orang mengalami kesulitan. Sekarang China mungkin akan lebih seperti negara lain," tambahnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh ekonom Bank of America, Ethan Harris. Ia menyebut ketegangan juga ditambahkan oleh perekonomian negara itu yang mulai kembali dikomandoi pemerintahan.
"Di luar rebound pertumbuhan jangka pendek, kami melihat tekanan ke bawah yang sedang berlangsung pada potensi atau tren pertumbuhan di China," paparnya.
Sebelumnya, China sendiri dilanda beberapa fenomena ekonomi. Ini dipengaruhi oleh Covid-19 dan juga langkah pemerintahan Presiden Xi Jinping dalam menerapkan kebijakan 'nol-Covid' untuk melawan penularan virus Corona baru itu.
Sepanjang periode Januari-September 2022, defisit fiskal China mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni 7,16 triliun yuan atau setara Rp 15.505 triliun. Jumlah ini hampir tiga kali lipat defisit 2,6 triliun yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, ekonomi China tumbuh 3,9% year-on-year (yoy) pada kuartal III-2022. Ini berada di atas ekspektasi para ekonom.
"Dibandingkan dengan seluruh dunia yang konsumennya tertekan dalam 12 bulan ke depan, China akan menjadi tempat yang bersinar," kata manajer portofolio di Tribeca Investment Partners, Jun Bei Liu.
(dem/dem)