Ternyata Bukan PHK, Bisnis Ini Mulai Tanda-Tanda 'Goyang'

News - Ferry Sandi, CNBC Indonesia
31 October 2022 13:25
Massa buruh dari Partai Buruh menggelar aksi di depan Patung kuda, Jakarta, Rabu, (12/10/2022). Ada 6 tuntutan yang disuarakan dalam aksinya Di antaranya tolak kenaikan BBM dan PHK. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Massa buruh dari Partai Buruh menggelar aksi di depan Patung kuda, Jakarta, Rabu, (12/10/2022). Ada 6 tuntutan yang disuarakan dalam aksinya Di antaranya tolak kenaikan BBM dan PHK. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah menyasar ke banyak industri padat karya seperti alas kaki hingga tekstil. Namun untuk industri makanan dan minuman masih belum terjadi. Namun, sudah mulai ada penyesuaian jam kerja para pegawainya.

"Perusahaan sudah mulai mengetatkan biaya produksi, makin efektif. Yang kerja udah mulai gantian, nggak sekaligus kaya kemarin-kemarin. Jadi mulai ada penyesuaian lah," kata Presiden Federasi Serikat Buruh Makanan dan Minuman (FSBMM), Dwi Haryoto kepada CNBC Indonesia, Senin (31/10/22).

Penyesuaian lain juga sudah mulai terasa dengan hilangnya beberapa hak kerja pegawai seperti lembur. Kondisi ini sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Biasanya ada lemburan, tinggal merem saja dapat lembur, sekarang mulai hilang. Biasanya ada uang tambah dari situ jadi berkurang," kata Dwi.

Meski demikian, Ia tetap yakin sektor tempat buruhnya bekerja bakal tetap bertahan di tengah potensi resesi. Ancaman ini sudah menakutkan banyak dunia usaha dan pekerja, utamanya dalam menghadapi tahun depan.

"Selama orang butuh makan harusnya bisa tetap bertahan lah, kita terus berkomunikasi dengan manajemen," sebut Dwi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

PHK Massal di Garmen, Perkumpulan Pengusaha Beri Klarifikasi


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading