Internasional

Kerajaan Militer China Berdiri Dekat RI, Berisi 5000 Tentara

News - sef, CNBC Indonesia
28 October 2022 08:10
Bangunan dan struktur terlihat di pulau buatan yang dibangun oleh China di Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, Selasa (25/10/2022). China semakin menegaskan klaim kepemilikannya atas pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan dengan meningkatkan ukuran pulau secara artifisial, menciptakan pulau-pulau baru dan membangun pelabuhan, pos-pos militer dan landasan udara. Laut Cina Selatan merupakan jalur perdagangan penting dan memiliki kepentingan yang signifikan karena ketegangan geopolitik tetap tinggi di wilayah tersebut. (Photo by Ezra Acayan/Getty Images) Foto: Bangunan dan struktur terlihat di pulau buatan yang dibangun oleh China di Mischief Reef, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, Selasa (25/10/2022). China semakin menegaskan klaim kepemilikannya atas pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan dengan meningkatkan ukuran pulau secara artifisial, menciptakan pulau-pulau baru dan membangun pelabuhan, pos-pos militer dan landasan udara. Laut Cina Selatan merupakan jalur perdagangan penting dan memiliki kepentingan yang signifikan karena ketegangan geopolitik tetap tinggi di wilayah tersebut. (Photo by Ezra Acayan/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - China membangun pangkalan militer di Laut China Selatan (LCS). Itu berada di wilayah sengketa, kepulauan Paracel dan Spartly, yang dikenal Tiongkok sebagai Xisha dan Nansha.

Reklamasi, membuat pulau-pulau baru, sudah rampung. Bahkan sudah ada populasi yang menetap di sana.

Hal ini dilaporkan Radio Free Asia (RFA) mengutip media lokal China (CGTN). Sebuah kapal rumah sakit Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), bernama Youhao, juga telah menyelesaikan perjalanan 18 harinya dari kawasan itu.

Wilayah yang dituju mencakup 4.000 mil laut. Ini guna memberikan layanan medis kepada lebih dari 5.000 orang tentara.

"Mereka adalah perwira dan tentara yang ditempatkan di pulau dan karang Xisha dan Nansha," kata saluran televisi tersebut.

Laporan ini membenarkan klaim sebelumnya dari sejumlah media asing dan foto satelit. Awal tahun ini, perusahaan keamanan siber swasta yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Recorded Future, memperkirakan jumlah pasukan China yang ditempatkan LCS Sudan lebih dari 10.000.

Ini juga mengungkap fakta baru dari laporan Pentagon pada tahun 2016 yang mengatakan China telah mereklamasi lebih dari 3.200 hektar (13 km persegi) tanah di LCS. Namun area pulau buatan saat ini diyakini jauh lebih besar karena pekerjaan reklamasi berlanjut dalam beberapa tahun terakhir.

"Tiga dari pulau reklamasi yakni Mischief Reef, Subi Reef dan Fiery Cross, di Spratly, telah sepenuhnya dimiliterisasi dengan gudang, hanggar, pelabuhan laut, landasan pacu dan radar," kata Komandan Indo-Pasifik AS Laksamana, John Aquilino, mengatakan awal tahun ini.

"Upaya China untuk mengubah pulau buatan menjadi pangkalan militer mengganggu stabilitas kawasan," tambahnya.

Perlu diketahui LCS diklaim China miliknya hingga 90%. Ini membuat sengketa dengan sejumlah negara Asia, termasuk Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, Vietnam termasuk RI di Laut Natura Utara.

Terlepas dari protes dari negara-negara tetangga, pada tahun 2012 China mendirikan kota Sansha untuk mengelola pulau Paracel dan Spratly, Macclesfield Bank, Scarborough Shoal, dan perairan sekitarnya. Pulau Woody di Paracels berfungsi sebagai markas besar Kota Sansha, yang mencakup hampir dua juta kilometer persegi, tetapi hanya mencakup sekitar 20 km persegi tanah.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Penampakan Pangkalan Militer Tetangga RI, Katanya Buat China


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading