Masalah RI: Kurang Gas Ribut, Kalau Kelebihan Malah Pusing!
Bojonegoro, CNBC Indonesia - Rencana pengembangan untuk sektor gas bumi memang cukup kompleks. Berbeda dengan minyak, pemanfaatan gas masih memerlukan kepastian pasar dan calon pembeli.
Kepala Unit Percepatan Proyek JTB SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan Jawa Timur kemungkinan akan mengalami kelebihan pasokan gas pada 2023 mendatang. Hal tersebut menyusul dengan mulai beroperasinya Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB).
"Kemungkinan besar Jatim akan surplus gas, jadi kalau selama ini kita mengalami shortage di Jatim, ini kemungkinan besar di 2023 akan surplus," ujar dia ditemui di Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022).
Oleh sebab itu, Ia pun berharap pipa transmisi gas ruas Semarang-Batang dapat segera selesai. Dengan begitu, penyerapan sumber gas dari wilayah Jawa Timur dapat dilakukan secara optimal.
"Harapan kami yang lebih jauh lagi untuk jangka panjang adalah idealnya pipa Gresik-Semarang harusnya nyambung ke Cirebon. Sehingga surplus nanti, ada potensi2 lapangan lain yg masih idle, bisa kita kembangkan, " Katanya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi mengatakan dengan beroperasinya proyek milik Husky CNOOC Madura Ltd (HMCL) dan Pertamina EP Cepu (PEPC), maka produksi gas di Jabanusa akan bertambah sebesar 417 MMSCFD.
Dengan rincian proyek yakni JTB oleh Pertamina EP Cepu menyumbang produksi 192 MMSCFD, kemudian Lapangan MDA-MBH yang dioperatori oleh HMCL sebesar 175 MMSCFD, dan Lapangan MCA sebesar 50 MMSCFD.
"Ini memang jadi tantangan, kalau kita lihat saat ini produksi gas kita kan sekitar 600 MMSCFD di Jatim. Nah penyerapannya tentu fluktuatif. Tapi maksimum saat ini sudah 600 an tapi dengan adanya HCML masuk JTB onstream juga kita akan ada tambahan sekitar 192 ditambah 170 dan 50," katanya saat ditemui di Bali, Rabu (29/6/2022).
(pgr/pgr)