Internasional

Rusia Ngadu ke China & India soal 'Bom Kotor' Ukraina

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 October 2022 20:52
Peserta KTT Organisasi Kerjasama Shanghai, termasuk Presiden Turki Tayyip Erdogan, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, berfoto sebelum pertemuan format panjang para kepala negara anggota SCO di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (Sputnik/Sergey Bobylev/Pool via REUTERS)
Foto: Peserta KTT Organisasi Kerjasama Shanghai, termasuk Presiden Turki Tayyip Erdogan, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden China Xi Jinping, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tajik Emomali Rakhmon, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, berfoto sebelum pertemuan format panjang para kepala negara anggota SCO di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (Sputnik/Sergey Bobylev/Pool via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali menebarkan isu penggunaan 'bom kotor' oleh Ukraina. Kali ini Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu menyampaikan isu tersebut kepada Menhan China Wei Fenghe dan Menhan India Rajnath Singh.

Dalam panggilan video pada Rabu (16/10/2022), Shoigu menegaskan kembali klaim bahwa Ukraina sedang mempersiapkan provokasi menggunakan bom kotor kepada Fenghe, menurut kementerian pertahanan Moskow.

"Situasi di Ukraina telah didiskusikan. Jenderal Angkatan Darat Sergei Shoigu menyampaikan kepada mitranya dari China kekhawatiran tentang kemungkinan provokasi oleh Ukraina dengan penggunaan 'bom kotor'," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

Dalam pernyataan terpisah, Shoigu juga menyuarakan "keprihatinan" yang sama dalam panggilan telepon dengan Singh.

Akhir pekan lalu, Shoigu sempat menuduh Ukraina berencana menggunakan bom kotor dalam panggilan telepon dengan beberapa rekan NATO. Namun klaim ini dibantah sebagai kebohongan berbahaya oleh Kyiv.

Pihak Rusia sendiri mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengajukan kasus kepada masyarakat internasional bahwa mereka yakin Ukraina bermaksud untuk meledakkan bom kotor dengan kontaminan radioaktif.

"Kami memiliki informasi yang menunjukkan Ukraina sedang mempersiapkan sabotase teroris semacam itu, dan kami akan terus menyampaikan sudut pandang kami kepada komunitas dunia untuk mendorong mereka mengambil langkah aktif untuk mencegah tindakan tidak bertanggung jawab seperti perilaku itu," kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip Reuters.

Kyiv dan sekutu Baratnya tidak hanya menolak tuduhan Rusia tetapi juga menyuarakan keprihatinan bahwa Moskow menggunakannya sebagai dalih untuk eskalasi lebih lanjut dari konflik di Ukraina.

Wakil duta besar PBB, Dmitry Polyansky, juga mengatakan bahwa mereka telah memberikan informasi intelijen kepada rekan-rekan Barat dengan "tingkat izin yang diperlukan".

Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB, James Kariuki, menyebut tuduhan itu sebagai "murni sebagai informasi salah dari Rusia yang telah kita lihat berkali-kali sebelumnya".

Bom kotor sendiri adalah senjata yang menggabungkan bahan peledak konvensional seperti dinamit dan bahan radioaktif seperti uranium. Hal ini sering disebut sebagai senjata teroris, bukan negara, karena dirancang untuk menyebarkan ketakutan dan kepanikan lebih dari untuk menghilangkan target militer.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular