Internasional

Gila! Defisit Fiskal China Cetak Rekor, Tembus Rp 15.500 T

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 26/10/2022 16:50 WIB
Foto: Ilustrasi bendera China. (VCG via Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit fiskal China mencapai level tertinggi sepanjang masa, yakni 7,16 triliun yuan atau setara Rp 15.505 triliun sepanjang periode Januari-September 2022. Jumlah ini hampir tiga kali lipat defisit 2,6 triliun yuan pada periode yang sama tahun lalu.

Angka tersebut berdasarkan analisis data pemerintah oleh Bloomberg yang dirilis Kementerian Keuangan China, Selasa (25/10/2022). Penyebab utamanya, krisis real estat dan potongan pajak negara tersebut.

Secara keseluruhan, pendapatan pemerintah turun 6,6% menjadi 15,3 triliun yuan dari Januari hingga September akibat pemerintah memberikan lebih banyak potongan pajak untuk bisnis.


Di sisi lain, pengeluaran fiskal naik 6,2% menjadi 19,04 triliun yuan dalam sembilan bulan pertama. Ini menyusul dorongan infrastruktur yang didorong pemerintah untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.

China juga sedang berjuang melawan krisis di sektor real estatnya, yang menghasilkan lebih dari seperempat produk domestik bruto (PDB) negara itu bila digabungkan dengan konstruksi. Pada Oktober, harga rumah bekas turun dengan tingkat bulanan tertinggi sejak 2014.

"Pasar perumahan masih terjebak dalam spiral ke bawah, permintaan global akan 'mendingin' lebih lanjut, dan renminbi yang lemah membatasi kemampuan bank sentral untuk memberikan dukungan kebijakan," kata Julian Evans-Pritchard dari Capital Economics.

Permintaan konsumen juga merosot akibat penguncian (lockdown) mendadak dan pembatasan perjalanan yang ketat di bawah kebijakan ketat nol-Covid Beijing. China adalah yang terakhir dari ekonomi utama dunia yang masih berpegang pada strategi nol-Covid.

"Tidak ada tanda yang jelas dari pelonggaran signifikan dari strategi nol-Covid," kata Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura, menambahkan bahwa setidaknya 207 juta orang berada di bawah semacam penguncian di 28 kota di China awal pekan ini.

Adapun, ekonomi China tumbuh 3,9% year-on-year (yoy) pada kuartal III-2022 dan berada di atas ekspektasi para ekonom.

"Momentum pemulihan ekonomi sebenarnya tidak kuat," tambahnya.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Inflasi China Kembali Anjlok, Kekhawatiran Deflasi Makin Dalam