Internasional

Inflasi Singapura Masih Meroket, Tertinggi dalam 14 Tahun

luc, CNBC Indonesia
25 October 2022 12:44
Patung Merlion, objek wisata populer di Singapura. (AP/Annabelle Liang)
Foto: Patung Merlion, objek wisata populer di Singapura. (AP/Annabelle Liang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Singapura pada September 2022 tercatat sebesar 7,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka itu sama dengan bulan sebelumnya yang menjadi inflasi tertinggi dalam lebih dari 14 tahun atau November 2008.

Berdasarkan data yang dirilis Statistics Singapore, Selasa (25/10/2022), inflasi tersebut sesuai dengan ekspektasi para ekonom sebesar 7,5% yoy.

Adapun, secara bulanan (moth-to-month/mtm), inflasi Singapura pada September 2022 tercatat sebesar 0,4%, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,9% mtm.

Sementara itu, inflasi inti, yang tidak termasuk harga bergejolak, tercatat sebesar 5,3% yoy pada September 2022. Angka tersebut naik dari 5,1% yoy pada bulan sebelumnya dan juga di atas ekspektasi sebesar 5,2% yoy.

Kenaikan itu dipicu oleh peningkatan harga makanan, jasa dan ritel, serta sejumlah barang lainnya.

"Inflasi inti diproyeksikan akan tetap tinggi dalam beberapa kuartal ke depan sebelum melambat lebih jelas di (paruh kedua) 2023 karena pengetatan saat ini di pasar tenaga kerja domestik mereda dan inflasi global moderat," kata Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Perindustrian (MTI) dalam rilis media bersama.

Mengutip Channel News Asia, inflasi makanan naik lebih tinggi karena kenaikan tajam dalam harga layanan makanan dan makanan tidak dimasak, mencapai 6,9% pada September.

Inflasi akomodasi juga meningkat bersamaan dengan laju kenaikan sewa perumahan yang lebih cepat, mencapai 4,9% pada September.

Inflasi jasa naik menjadi 4% pada bulan September karena biaya layanan transportasi point-to-point dan biaya liburan mengalami peningkatan yang lebih besar.

Harga eceran dan barang-barang lainnya juga mencatat laju kenaikan yang lebih cepat, mencapai 3,1% pada bulan September.

Sementara itu, inflasi untuk listrik dan gas tetap di 23,9%, tidak berubah dari Agustus.

Untuk setahun penuh, inflasi keseluruhan diperkirakan rata-rata 6%, sementara inflasi inti diproyeksikan sekitar 4%.

Pada 2023, dengan mempertimbangkan semua faktor termasuk, kenaikan Pajak Barang dan Jasa (GST), inflasi dan inflasi inti diproyeksikan rata-rata masing-masing 5,5%-6,5 % dan 3,5%-4,5%.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi Singapura di Atas Ekspektasi, Harga Memanas Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular