Mantan Bos WHO: Etilen Glikol Pemicu Gagal Ginjal di India

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
23 October 2022 15:45
A cough medication is poured in this picture illustration taken October 19, 2022. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana/Illustration
Foto: REUTERS/AJENG DINAR ULFIANA

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus gagal ginjal misterius yang saat ini terjadi di Indonesia mirip seperti apa yang terjadi di India beberapa tahun lalu. Hal ini diungkapkan oleh Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama.

Dalam keterangannya, Minggu (23/10/2022), Prof Tjandra mengungkapkan zat Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang diduga telah menyebabkan gagal ginjal akut di RI pernah mengakibatkan kasus gagal ginjal di India. Zat pencemar ini juga diperoleh dari obat batuk sirup.

"Setidaknya ada lima kejadian penyakit gagal ginjal akut yang dihubungkan dengan sirup obat yang terkontaminasi atau tercemar dietilen glikol (DEG) yang terjadi di India antara tahun 1972 sampai 2019-2020, yang menyebabkan lebih dari 80 kematian," tulisnya dalam keterangan yang diterima CNBC Indonesia.

Ia menjabarkan kasus-kasus itu terjadi di seluruh bagian India, termasuk di Haryana yang dekat dengan Ibu Kota New Delhi, dan di wilayah-wilayah Utara yang dekat dengan perbatasan dengan Nepal, Pakistan, dan China.

Selain di India, kejadian serupa juga terjadi di Gambia. Otoritas di Negara Afrika itu juga menduga bahwa obat batuk asal India telah menyebabkan kejadian mematikan itu.

Meski begitu, WHO sejauh ini belum memiliki kesimpulan yang pasti terkait kejadian yang terjadi di Gambia.

"Data klinis yang dibagikan sejauh ini oleh badan dunia tidak cukup untuk menentukan penyebab penyakit," tambahnya.

Sebelumnya penyakit gagal ginjal akut mulai menyerang anak-anak balita di Indonesia. Setelah ditelusuri, banyak kasus kematian dipicu akibat anak-anak tersebut mengkonsumsi obat dalam bentuk sirup dan cair dengan kandungan berbahaya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah melakukan pengujian dan sampling terhadap jenis obat sirup yang diduga mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang tinggi.

Sesuai acuan Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari. Namun berdasarkan hasil pengujian, ada lima obat yang menggunakan EG melebihi ambang batas aman.

Untuk mengatasi hal ini Indonesia telah mendatangkan obat gagal ginjal akut progresif atipikal (Cedera Ginjal Akut/AKI), Fomepizole, dari Singapura dan Australia. Obat pertama akan tiba pada Minggu, 23 Oktober 2022.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Media Asing Soroti RI soal Larangan Obat Sirup

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular