
Varian Baru XBB Cepat Menular, Menkes: Ujian Awal Tahun Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengimbau, tetap waspada meski kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia periode Juli-Agustsu 2022 lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Hanya saja, saat ini varian baru Covid-19 masih mengancam.
Bahkan, Menkes telah mengonfirmasi, varian baru XBB telah masuk ke Indonesia. Varian ini telah memicu kenaikan kasus di Singapura sampai 6.000 konfirmasi positif per hari.
Sementara, lanjut dia, kasus terpapar virus ini biasanya melonjak pasca-musim libur. Artinya, kata dia, perlu kewaspadaan terutama karena menghadapi awal tahun 2023, usai libur Natal dan Tahun Baru.
"Ujiannya nanti akan kita lihat di awal tahun depan karena beberapa varian baru seperti BA.2.7.5 sudah terjadi di India,'' ujar Menkes seperti dilansir situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Sabtu (22/10/2022).
Indonesia, imbuh dia, diuntungkan karena vaksinasi di Indonesia sangat baik. Di mana, sudah 440 juta dosis disuntikkan ke lebih dari 204 juta orang, sehingga imunitas warga RI dinilai baik.
"Ditambah lagi protokol kesehatan di Indonesia relatif lebih konservatif. Masyarakat masih terbiasa memakai masker, sementara negara-negara lain sudah membuka masker dan itu sebabnya terjadi kenaikan yang cukup tinggi seperti di Singapura," katanya.
"Mudah-mudahan nanti di Januari-Februari 2023 kita bisa mencegah kenaikan kasus dengan baik seperti di bulan Juli-Agustus tahun ini. Sehingga, Indonesia akan menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang selama 12 bulan berturut-turut tidak mengalami ada lonjakan kasus," tambah Menkes.
Cepat Menular
Juru Bicara Covid-19 Kemenkes dr M Syahril menambahkan, Varian XBB menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.
"Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," kata Syahril.
Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia.
Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober, jelasnya.
Menurutnya, meski cepat menular, varian XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.
"Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19. Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi," kata Syahril.
Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan segera tes jika mengalami tanda dan gejala Covid-19.
"Selain itu, segera vaksinasi Covid-19 untuk meningkatkan proteksi. Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat Covid-19, pungkas Syahril.
Sementara itu, Kemenkes memastikan melakukan meningkatkan pengawasan kedatangan warga Indonesia (WNI) dan asing (WNA) di pintu-pintu masuk negara.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Varian Baru Covid-19 Lebih Menular, Kita Harus Gimana?