Menkes Beberkan Keterkaitan Kasus Gagal Ginjal di RI & Gambia

Rindi Salsabila Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 21/10/2022 21:13 WIB
Foto: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberi keterangan pers Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Selasa, (16/8/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan pihaknya telah berkomunikasi dengan otoritas Gambia, Afrika Barat terkait temuan Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) yang sedang merebak pada anak-anak di Indonesia.

Komunikasi tersebut sebagai upaya menjawab isu terkait kesamaan kasus di Indonesia dengan Gambia.


"Jadi, begitu kita tahu, tim medis kita kontak mereka (Otoritas Gambia). Itu sebabnya kenapa kita lebih pasti," ujar Budi konferensi pers, Jumat (21/10/2022).

Selain menghubungi Gambia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga memastikan kasus ini ke Badan Organisasi Dunia (WHO). Menurut Budi, ternyata kasus yang dominasi diidap oleh anak-anak ini juga pernah terjadi di negara-negara berkembang lain, seperti Bangladesh dan India.

Menkes memastikan bahwa sumber obat yang dikonsumsi para pasien di Indonesia dan Gambia berbeda. Penyebab yang serupa adalah sumber senyawa yang terkandung di dalam obat, yaitu ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG).

"Jadi jawabannya iya. Sumber obatnya enggak sama, tapi sumber senyawa kimianya yang sama, yaitu EG dan DEG," sebut Menkes mengakui adanya keterkaitan kasus gangguan ginjal akut atipikal progresif pada anak di Indonesia dan Gambia.

Dilansir dari AFP, WHO telah menemukan senyawa zat kimia berbahaya pada empat jenis sirup buatan Maiden Pharmaceuticals asal India yang menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal akut pada anak di India. Dari hasil tes tersebut, WHO menemukan ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG).

WHO menegaskan, efek samping yang akan terjadi akibat mengonsumsi kedua senyawa tersebut adalah gangguan ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian. Akibat temuan tersebut, Gambia memutuskan untuk menarik obat-obatan yang mengandung EG dan DEG, serta seluruh obat sirup yang mengandung parasetamol dan promethazine.

Kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir, terutama pada Agustus 2022. Kemenkes telah menerima 241 laporan kasus dengan 133 laporan kematian hingga Jumat (21/10/2022). Laporan tersebut dihimpun dari 22 provinsi di Indonesia.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Usul Penerapan KRIS Ditunda hingga Desember 2025